Ujian Sesungguhnya Itu Mempertahankan Kebaikan Setelah Ramadan

Ujian Sesungguhnya Itu Mempertahankan Kebaikan Setelah Ramadan
*) Oleh : Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Allah SWT will not get bored of giving you merit, until you are tired of doing deeds”.
(Allah SWT tidak akan bosan memberikan anda pahala, sampai Anda bosan melakukan amalan)

Ramadan dengan segala keistimewaannya, telah melatih kita untuk meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak. Namun, setelah Ramadan berlalu, konsistensi dalam mempertahankan kebaikan menjadi ujian yang sesungguhnya.

Sebagaimana dalam doa Malaikat Jibril dan diamini Rasulullah saw bersabda:

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni oleh Allâh Swt).”(HR. Ahmad 2/254)

Ibnu Rajab menukilkan perkataan salaf,

من لم يغفرْ لَه في رمضان فلن يغفر له فيما سواه؛

“Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.” (Latha-if Al-Ma’arif, hal. 297)

Salah satu bukti kita sukses melewati Ramadhan adalah dengan tetap istiqomah beribadah setelahnya. Para ulama’mengatakan:

إن من علامةِ قبول الحسنة، الحسنة بعدها

“Sesunguhnya diantara alamat diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya”

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah berkata :

إِنَّ مِنْ عَلَامَةِ قَبُوْلُ شَهْرِ رَمَضَانَ أَنْ تَكُوْنَ حَالُ المٌسْلِم بَعْدَهُ أَحْسَن مِنْ حَالِهِ قَبْلَ رَمَضَانَ لِأَنَّ الحَسَنَةَ تَدْعُوْ إِلىَ الْحَسَنَةِ، وَاْلعَمَلُ الصَالِح يَدْعُوْ إِلَى الْعَمَلِ الصَّالِح

“Di antara tanda diterimanya amal saleh di bulan Ramadan adalah keadaan seorang muslim setelahnya menjadi lebih baik daripada sebelum Ramadan, karena kebaikan akan mengajak kepada kebaikan (selanjutnya) dan amal shalih akan mengajak pada amal shalih lainnya.”

Bulan Ramadan telah berlalu di hadapan kita, selama sebulan penuh kita berpuasa. Maka, mohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT agar menerima amal ibadah kita dan mengabulkan segala doa dan permohonan ampun kita kepada-Nya, dalam keadaan hati kita dipenuhi dengan keimanan dan pengharapan akan rida-Nya.

Dalam beribadah, agar yang kita lakukan tidak sia-sia tentunya kita harus jaga kwalitas ibadah kita dibulan- bulan selanjutnya.

Dalam hal ibadah tidak mengenal batasan waktu. Selama Allâh SWT memberi kita kehidupan, maka selama itu pula kita berusaha mengabdikan hidup kita untuk beribadah kepada-Nya. Semoga kita senantiasa Istiqomah dalam beribadah sampai ajal menjemput kita.

Semoga bermanfaat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *