Wisuda Perdana Guru Al-Qur’an di Lapas Pamekasan: Cahaya Islam Bersinar dari Balik Jeruji

Wisuda Perdana Guru Al-Qur’an di Lapas Pamekasan: Cahaya Islam Bersinar dari Balik Jeruji

Aula Raden Dhaksena, Lapas Kelas IIA Pamekasan, dipenuhi suasana haru dan kebanggaan pada Senin (17/3/2025) sore. Untuk pertama kalinya, Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Muhammadiyah Pamekasan bekerja sama dengan pihak lapas menyelenggarakan Wisuda & Tashih Guru Al-Qur’an.

Acara yang berlangsung pukul 15.00–16.30 WIB ini menjadi bukti nyata keberhasilan program pembinaan keagamaan di dalam lapas, dengan 12 warga binaan yang dinyatakan lulus uji kelayakan dan kompetensi sebagai guru Al-Qur’an.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, baik dari tingkat wilayah maupun daerah. Dari LDK PWM Jawa Timur, hadir Ketua LDK Jatim Ustaz Ahmad Toha  didampingi oleh Fitri, Gus Rosyidi, P. Tulus, P. Aris, dan Suwarno.

Sementara dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pamekasan, turut hadir Ustadz Azis Azhari (Ketua PDM Pamekasan), Ustadz Imam Santoso (Wakil Ketua PDM bidang dakwah komunitas sekaligus Sekretaris MUI Pamekasan), serta Ustadz Achmad Fawaid (Ketua LDK Muhammadiyah Pamekasan).

Selain itu, hadir pula Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan, Bapak Syukron, serta PLH Kasi Binadik, Hendriyanto, yang turut mendukung dan memantau jalannya kegiatan.

Ustaz Ahmad Toha, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian para warga binaan. “Saya sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan di Lapas Kelas IIA Pamekasan ini. Ke depan, para guru Al-Qur’an yang diwisuda hari ini harus mampu menjadi pribadi yang lebih bermanfaat setelah kembali ke masyarakat. Kerja sama ini juga diharapkan dapat terus berlanjut untuk mencetak lebih banyak pendakwah Qur’ani dari dalam lapas,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala Lapas Kelas IIA Pamekasan berharap ilmu yang telah diperoleh para wisudawan dapat menjadi pedoman dalam kehidupan mereka.

“Semoga Al-Qur’an tidak hanya menjadi bacaan bagi mereka, tetapi juga menjadi pedoman hidup sehari-hari. Dengan bekal ini, saya berharap mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi masyarakat setelah bebas,” ungkapnya.

Sementara Ustaz Achmad Fawaid, menjelaskan bahwa para wisudawan telah melalui proses pembinaan yang ketat selama satu tahun.

“Program ini berlangsung selama satu tahun dengan tahapan yang sangat sistematis. Selama enam bulan pertama, mereka diajarkan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, termasuk memperbaiki tajwid dan tahsinnya,” katanya.

“Selanjutnya, enam bulan berikutnya mereka dilatih untuk mengajar Al-Qur’an kepada sesama warga binaan. Alhamdulillah, setelah melalui berbagai ujian dan evaluasi, mereka kini telah resmi menjadi guru Al-Qur’an yang layak untuk mengajarkan ilmu ini kepada orang lain,” jelasnya.

Para wisudawan, yang merupakan warga binaan, tampak haru dan bangga atas pencapaian mereka. Salah satu di antara mereka mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan mendalami Al-Qur’an selama berada di lapas.

“Dulu saya jauh dari agama, tetapi di sini saya menemukan makna hidup melalui Al-Qur’an. Saya merasa terlahir kembali dengan ilmu ini. Semoga setelah keluar nanti, saya bisa mengajarkan Al-Qur’an kepada keluarga dan masyarakat,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Dengan mengusung tema “Dengan Al-Qur’an, Hidup Menjadi Terang”, acara ini menjadi simbol bahwa cahaya Islam dapat menerangi siapa saja, di mana saja, bahkan di balik jeruji besi.

Harapannya, program ini dapat melahirkan lebih banyak pendakwah dari dalam lapas, yang kelak akan menjadi agen perubahan positif di tengah masyarakat. (fawaid/LDK Pamekasan)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *