Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal 8 : 2)
Air mata adalah kelenjar yang diproduksi oleh proses lakrimasi. Dalam bahasa Latin disebut lacrima, artinya “air mata” yang berguna untuk membersihkan dan melumasi mata. Air mata berasal dari kelenjar lakrimal, yakni kelenjar yang terletak di sudut atas mata.
Ada beberapa sebab kelenjar air mata mengalir, seperti; pendinginan otak, tekanan wajah, kurang tidur, menguap atau emosi yang kuat karena kesedihan atau kegembiraan.
Namun pernahkah air mata kita menetes karena Allah? Menangisi dosa-dosa masa lalu kita?
Menangisi dosa-dosa kemaksiatan yang telah kita torehkan selama ini di hadapan Allah?
Ketahuilah bahwa kita bisa tiba-tiba menangis karena Allah. Tetesan air mata ini biasanya spontan, tidak direncanakan.
Tetesan air mata mengalir karena takut kepada Allah, bergetar hatinya karena nama Allah disebutkan dan berguncang jiwanya ketika mengingat maksiat dan dosa yang ia lakukan.
Oleh karena itu, inilah tangisan keimanan, tangisan kebahagiaan, dan tangisan hanifnya jiwa.
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
قال لي النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : ” اقْرَأْ علَّي القُرآنَ ” قلتُ : يا رسُولَ اللَّه ، أَقْرَأُ عَلَيْكَ ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟ ، قالَ : ” إِني أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي ” فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّساء ، حتى جِئْتُ إلى هذِهِ الآية : { فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا بِكَ عَلى هَؤلاءِ شَهِيداً } [ النساء / 40 ] قال ” حَسْبُكَ الآن ” فَالْتَفَتَّ إِليْهِ ، فَإِذَا عِيْناهُ تَذْرِفانِ)
“Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah Alquran kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan Alquran kepadamu sementara Alquran itu diturunkan kepadamu?”.
Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka aku pun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’.
Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40).
Maka beliau berkata: “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari 4763 dan Muslim 800)
Sesungguhnya bagaimana seorang Muslim bisa bangga menisbatkan dirinya sebagai Muslim yang beriman, tetapi tidak pernah merasa takut kepada Allah, air mata mengering, seolah-olah merasa aman dengan maksiat dan dosa yang ia lakukan.