Kerja di AUM, tapi Tak Pernah Aktif Bermuhammadiyah
Khoirul Abduh menghadiri Pelantikan dan Lembaga (PDM) Sumenep. foto: jipolmu

Peneguhan ideologi menjadi fondasi utama dalam memahami dan menjalankan aturan dan dasar organisasi di Muhammadiyah.

Faktor ini sangat penting karena faktanya masih banyak di antara yang bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) namun belum komitmen aktif berorganisasi di Muhammadiyah.

Penegasan tersebut disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Khoirul Abduh saat menghadiri Pelantikan dan Lembaga Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sumenep, Minggu (31/12/2023.

“Jujur, kita tak bisa menutupi, banyak mereka yang bekerja di Muhammadiyah tapi mereka tidak pernah aktif di Muhammadiyah,” tandas Abduh.

Fenomena itu, terang Abduh, banyak terjadi di sekolah, perguruan tinggi, dan amal usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya. Mereka tidak memahami dan menjalankan aturan dan dasar organisasi, beribadah, dan bermuamalah sesuai ruh Muhammadiyah.

“Mohon maaf, itu terjadi di kampus-kampus Muhammadiyah. Banyak dosen yang bekerja di sana tapi tidak bermuhammadiyah. Mereka tidak pernah aktif di Muhammadiyah,” ungkap mantan ketua PW Pemuda Muhammadiyah Jatim ini.

Abduh mengaku prihatin dengan fakta tersebut. Karena sepatutnya mereka yang bekerja di Muhammadiyah harus bangga dan bisa menjalankan semua aturan yang telah ditetapkan.

Kata Abduh, kebanggaan kepada Muhammadiyah itu perlu ditanamkan agar gerak langkah dan kelangsungan organisasi bisa dilaksanakan secara optimal.

Menurut Abduh, para elite Muhammadiyah perlu memberikan teladan terkait persoalan ini. Mereka harus mendorong keluarga, baik istri dan anak-anaknya, untuk selalu bangga dan aktif bermuhammadiyah.

Baca juga: Beri Sanksi Pegawai AUM yang Malas Bermuhammadiyah

“Muhammadiyah ini organisasi premium, tapi sayangnya banyak orang tua yang tidak melibatkan anak-anaknya untuk beraktivitas di Muhammadiyah,” terang dia.

“Saya aktif di PWM, istri saya wakil ketua PDA (Pimpinan Daerah Aisyiyah). Anak-anak saya warning harus aktif di IPM dan IMM. Kalau tidak, saya tak akan biayai sekolah dan kuliahnya. Mari, ajak istri dan anak kita bermuhammadiyah secara kaffah,” timpal Abduh.

Dia lalu mengatakan, kebanggaan terhadap Muhammadiyah bukan tanpa dasar. Muhammadiyah menjadi organisasi terkeren di dunia.

Bisa dibilang satu-satunya organisasi yang mengatur pranata sosial warganya melalui Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah. Nilai dan norma pedoman tersebut bersumber dari Alquran dan sunah

Muhammadiyah, sebut Abduh, adalah satu-satunya ormas terkaya di dunia dengan banyaknya amal usahanya. Sudah banyak kontribusi yang diberikan Muhammadiyah untuk ikut membantu negara ini.

Dalam kaitan itu, Abduh berharap praktik baik Muhammadiyah tersebut bisa tercermin dengan keberadaan anggota atau warganya. Karena sampai sekarang, belum ada data pasti berapa jumlah warga Muhammadiyah di Indonesia.

“Kita butuh database berapa riil jumlah warga Muhammadiyah agar bisa dideteksi,” ujar dia.

Baca juga: Kenapa Pekerja AUM Malas Bermuhammadiyah? Ini Penjelasan Wakil Ketua PWM Jatim

Menurut dia, jika ada data pasti, tentu sangat besar manfaatnya. Seperti halnya pada Pemilu 2024 mendatang, para capres maupun calon legislatif bisa tahu seberapa besar kekuatan suara Muhammadiyah.

“Saya sering bilang sama tim capres yang sempat beraudiensi di PWM Jatim, Muhammadiyah memang tak punya capres, tapi yakinlah kekuatan Muhammadiyah riil dan kalau bisa dikapitalisasi akan menjadi penentu siapa capres yang memenangi pemilu mendatang,” tandas Abduh. (wh)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News