Tiga Bahaya Mengintai Pernikahan Usia Anak
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah Tri Hastuti Nur Rochimah
UM Surabaya

Bahaya pernikahan anak telah disadari oleh perempuan Indonesia sejak lama. Kesadaran itu semakin menguat manakala masalah pernikahan anak dibahas dalam Kongres Perempuan Indonesia pada 1928 di Yogyakarta.

Menuju Indoresia Emas 2045, pernikahan Usia Anak menjadi salah satu permasalahan yang tidak boleh dipandang remeh demi keberlangsungan generasi bangsa Indonesia kedepannya.

Demikian penekanan yang disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Tri Hastyti Nur Rochimah pada Selasa (26/12/2023) di salah satu acara Radio Republik Indonesia (RRI). Menurutnya, kesadaran akan masalah pernikahan anak perlu terus dipupuk.

Mengungkapkan akan bahaya pernikahan anak usia dini, Tri Hastuti menyebut setidaknya ada tiga masalah yang akan dihadapi. Selain masalah regenerasi, juga ada masalah kekerasan, dan kesehatan.

“Pernikahan usia anak bukan permasalahan kecil, ini adalah permasalahan besar yang harus segera kita tangani bersama mencari dan melaksanakan solusinya. Ada 3 hal yang akan terjadi jika tidak menekan pernikahan usia anak; resiko kematian ibu dan anak, tingginya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan stunting,” ujarnya.

Melihat dampak pernikahan usia anak yang sangat kompleks, tak heran Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus kematian ibu dan anak terbesar se-ASEAN.

Perubahan dalam gerakan pemberantasan pernikahan usia anak harus disuarakan dan diimplementasikan sampai ke daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia. Ini bukan lagi Pekerjaan Rumah (PR) pemerintah saja, melainkan seluruh elemen dan lapisan masyarakat harus bahu membahu dalam menciptakan Indonesia emas 2045.

Tri menambahkan, faktor keberhasilan Indonesia dalam merayakan 100 tahun kemerdekaan pada 2045 adalah kesejahteraan generasi-generasi yang akan menopang lahirnya Indonesia Emas 2045.

“Menciptakan generasi emas dan Indonesia emas 2045 adalah tugas kita bersama. Dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-100 nanti menjadi puncak kesuksesan dari langkah awal yang kita mulai hari ini dalam menekan angka dan mencegah pernikahan usia anak,” tandasnya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini