(1) Gairah dan kharisma yang begitu segar;
(2) Semangat dan daya juang yang masih bergelora;
(3) Keteguhan memegang prinsip, kemudian;
(4) Kecerdasan dan daya kritis yang tajam.
Keempat kualitas ini hendaknya digunakan pemuda untuk mendedikasikan dirinya pada peribadatan kepada Allah.
Namun bukan semata pada bentuk peribadatan yang bersifat ubudiyyah saja, melainkan ibadah dalam bentuk muamalah. Sebab pemuda-pemuda yang bisa mendedikasikan hidupnya di jalan Allah.
Fokus pada orientasi untuk mengejar rahmat Allah, sehingga setiap tindak-tanduknya tidak dimaksudkan selain karena-Nya.
Sebab banyak di antara pemuda-pemudi yang berdaya itu, justru hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, dengan bersikap riya dan angkuh. Nauz}ubilah min dzalik.
Rasulullah bersabda:
أَخْوَفَ ما أَخافُ عليكُمُ الشِّركُ الأصغرُ، فسئل عنه، فقال: الرِّياءُ
“Yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil’. Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya tentang syirik kecil tersebut, lalu beliau menjawab: ‘ar-riya’.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi).
Oleh karenanya pemuda Islam harus berpegang teguh pada orientasinya kepada Allah semata. Pentingnya untuk tidak berlaku syirik bahkan pada perilaku syirik kecil seperti ini.
Pesan Luqman pada anaknya sangat relevan dalam menyikapi hal ini, Allah SWT berfirman:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman : 13).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلكُمْ فِى الْقُرآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ