Dengan fitrah dasar, kalian dapat mengetahui bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka janganlah kalian menyeleweng dari fitrah tersebut.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Allah ‘azza wajalla adalah satu-satunya pemberi sumber kehidupan dengan segala kenikmatannya, dan Allah pula yang mengancam dengan siksaan yang pedih bagi orang-orang yang fasik, tamak dan berbuat kerusakan.
Bukankah akhir-akhir ini banyak kita temui orang-orang yang membuat hukum atau aturan yang hanya berlandaskan hawa nafsu, kepentingan pribadi, golongan dan mengabaikan Hukum Alquran sebagai cerminan, sehingga tidak jarang bertentangan dengan hati nurani sehingga mengakibatkan kerusakan di mana-mana.
Dalam hal ini Allah telah memberikan ancaman bagi orang-orang yang mengedepankan hawa nafsunya dalam Q.S Al ‘Araf : 179:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
Ayat di atas menegaskan, sungguh Allah telah menciptakan banyak di antara jin dan manusia yang, di hari kiamat nanti, akan berada di api neraka.
Hal itu karena hati mereka tidak digunakan untuk menembus kebenaran, mata mereka tidak merenungi kekuasaan Tuhan, dan telinga mereka tidak mendengarkan ayat-ayat dan nasihat-nasihat untuk direnungi dan diambil pelajaran.
Mereka layaknya seperti binatang yang tidak menggunakan akal yang diberikan Allah untuk ber-tadabbur. Bahkan mereka sebenarnya lebih sesat dari binatang.
Sebab, binatang dengan instingnya akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya, sementara ada manusia malah menolak kebaikan dan kebenaran yang ada. Mereka itu memang orang-orang yang tidak berakal lagi bebal!