*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata “cukup”.
Kapankah kita bisa merasa berkata cukup. Hampir semua pegawai merasa gajinya belum sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target.
Istri mengeluh, suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat, istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati, kurang perhatian.
Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup? Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup, bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.
Cukup jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, atau merasa pesimistis, atau kecewa atau mandek dan merasa berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.
Jangan biarkan kerakusan, ketamakan manusia membuat kita sulit berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini dan seterusnya, dengan begitu kita menjadi orang yang pandai bersyukur.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News