Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
“Orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya.” (HR. At-Tirmidzi, 3/466; Ahmad, 2/250 dan Ibnu Hibban, 9/483. Hadis dinyatakan sahih oleh Imam At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh Al-Albani)
Hadis yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan berakhlak baik dalam sikap dan perbuatan, karena hal ini digandengkan dengan kesempurnaan iman. Ini berarti, akhlak yang baik merupakan konsekuensi iman yang benar. (Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi, 4/273)
Sebagaimana hadis ini juga menunjukkan bahwa sikap dan perbuatan baik ini lebih utama untuk ditujukan kepada keluarga dan orang-orang yang terdekat dengan kita, apalagi istri kita sendiri.
Makna inilah yang ditunjukkan dalam firman Allah Azza wa Jalla:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Dan pergaulilah istrimu dengan (akhlak yang) baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)
Beberapa keutamaan yang dapat kita petik dari hadis ini adalah
1. Hadis ini menunjukkan bahwa baiknya akhlak merupakan (bagian dari) iman dan hilangnya hal ini (dari diri seorang hamba) merupakan (tanda) kurangnya iman.
Juga menunjukkan bahwa orang-orang Mukmin bertingkat-tingkat keimanan mereka. Sebagian dari mereka, imannya lebih sempurna dari sebagian yang lain.
Oleh karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya karena beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling sempurna imannya.” (Dinukil oleh Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadir, 2/97)
2. Hakikat akhlak yang baik adalah mencurahkan kebaikan, tidak mengganggu dan (menampakkan) wajah berseri-seri (kepada orang lain).” (Dinukil oleh Imam Al-Azhim Abadi dalam Aunul Ma’bud, 12/286)
3. Dalam hadis ini terdapat anjuran untuk berakhlak baik kepada istri dengan selalu menampakkan wajah berseri-seri, tidak menyakiti, berbuat baik dan bersabar dalam menghadapinya. (Lihat kitab Bahjatun Nazhirin, 1/363)
4. Berakhlak baik kepada istri lebih ditekankan karena kaum perempuan itu lemah sehingga mereka pantas mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. (Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi, 4/273)
Dalam sebuah hadis yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada budak Beliau: “Bersikap lembutlah kepada para wanita.” [HR. Al-Bukhari, 5/2281 dan Muslim, no. 2323]
5. Orang yang tidak bisa berakhlak baik kepada keluarganya maka kepada orang lain tentu lebih tidak bisa lagi. (Lihat kitab Bahjatun Nazhirin, 1/363)
6. Berakhlak baik adalah termasuk sifat utama orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. (Lihat kitab Bahjatun Nazhirin, 1/363). (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News