UM Surabaya

Jangan Cuma Berpikir Profit

Sholihin Fanani menuturkan, para pimpinan AUM seharusnya tidak hanya berorientasinya pada profit semata.

Mereka juga perlu memikirkan kelangsungan dan kegairahan beraktivitas di Muhammadiyah.

“Pimpinan AUM sepatutnya bisa lebih selektif memilih karyawan. Faktor kader seharusnya juga jadi pertimbangan, di samping keterampilan, kecakapan, dan profesionalitas. Saya kira, banyak kader Muhammadiyah yang baik dan berkualitas,” papar Sholihin.

Baca juga: Kerja di AUM, tapi Tak Pernah Aktif Bermuhammadiyah

Dia lantas menceritakan pengalamannya memimpin sekolah Muhammadiyah. Ketika itu, dia merekrut banyak kader sebagai karyawan, selain karyawan non kader.

Hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Sekolah yang dipimpinnya mengalami kemajuan signifikan. Lambat laun jumlah siswanya mengalami kenaikan tajam.

Menurut dia, para kader yang menjadi karyawan rata-rata sudah mengetahui tujuan berorganisasi. Sehingga tidak perlu lagi memaksa mereka untuk aktif bermuhammadiyah.

“Jangan dikira aktif di organisasi itu hanya buang-buang waktu. Saya selalu sampaikan betapa nikmatnya bekerja dan berorganisasi. Ibaratnya kalau salah satu tidak dilakukan, kita seperti berjalan dengan satu kaki,” papar Sholihin.

Tak hanya itu, imbuh dia, bekerja di AUM dan terlibat aktif dalam kegiatan Muhammadiyah memiliki banyak manfaat.

Di antara manfaat itu adalah meningkatkan modal sosial, meningkatkan keahlian, dan pengetahuan umum, serta menumbuhkan kepercayaan diri.

“Saya kira, awal tahun ini adalah waktu yang tepat bagi pimpinan AUM untuk melakukan evaluasi, pembenahan, dan merancang strategi jitu agar karyawan AUM makin aktif bermuhammadiyah,” pungkas Sholihin. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini