Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengajak kepada semua supaya menyambut tahun baru masehi 2024 dengan optimis dan pandangan positif.
Segala amanah dan tantangan harus dihadapai dengan optimistik, amanah yang sudah diserahkan tidak akan salah pundak. Manusia dalam mengemban amanah supaya tidak minta diringankan, tetapi justru yang diminta adalah kekuatan.
“Karena itu jangan kita minta diringankan tapi minta diberikan kekuatan, itu ciri orang yang maju,” kata Abdul Mu’ti di Wonosobo dalam Refleksi Akhir Tahun Muhammadiyah di Wonosobo pada Senin (1/1/2024).
Guru Besar Pendidikan Islam menjelaskan, ke depan tantangan tidak semakin ringan tapi sebaliknya justru semakin berat. Oleh karena itu, mintalah kepada Allah SWT kekuatan. Sebab sebagaimana yang disebutkan Al Qur’an, Allah tidak menguji di luar batas kemampuan hambanya.
Termasuk kepada petani kentang di Wonosobo dan petani lain di Indonesia yang semakin dihimpit keadaan. Akhir tahun sampai awal tahun baru biasa diramaikan dengan harga kenaikan pangan, akan tetapi kenaikan tersebut jarang dirasakan nikmatnya oleh petani.
Beratnya kehidupan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di daerah-daerah tertentu, tapi hampir di setiap daerah. Masalah ekonomi, politik, sosial, dan seterusnya harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dengan sikap optimis dan pandangan positif.
“Indonesia kita ini bapak Ibu memang sedang tidak baik-baik saja. Karena sedang tidak baik-baik saja, kalau kita tidak rukun makin berat itu beban kita, makin berat. Tetapi sekali lagi jangan kita putus asa harus optimis,” pesan Mu’ti.
Mengutip Surat Al Insyirah, Mu’ti menyebutkan bahwa di setiap kesulitan yang dihadapi pasti ada kemudahan. Bahkan kemudahan yang diberikan oleh Allah SWT lebih banyak jumlahnya daripada kesulitan yang dihadapi. Maka tetap optimis dan berpandangan positif.
“Karena itu maka jangan putus asa, jangan menyerah. Di tengah kesulitan yang bagaimanapun karena kalau orang itu beriman di antara cirinya adalah mereka yang tidak berputus asa, orang yang mudah putus asa adalah orang yang kafir orang yang lemah imannya,” tutur Mu’ti. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News