*) Oleh: Dr. Nurbani Yusuf
Saya punya teman, dalam pandangan dhohir saya dia sangat alim sederhana jujur suka membantu. Suka puasa Senin-Kamis kadang puasa Dawud. Rajin salat malam dan salat duha.
Jika ada tetangga sakit, dia yang paling duluan bezuk, tak segan mengantar ke rumah sakit dan menebus resep obat
Jika ada yang meninggal, dia yang paling duluan takziah tak segan pula berikan bantuan untuk biaya perawatan jenazah dan mengirim makanan pada shahihul mushibah hingga masa berkabung selesai.
Yang saya tahu dia ramah suka tersenyum dan menyenangkan. Sering menraktir, rutin datang ke pengajian, dan jumatan keliling.
Dia sering bawa makanan ringan ke masjid atau saat anak anak kecil sedang mengaji kadang rombong bakso yang sudah dibayarnya.
Sering kumpulkan guru-guru TPQ, para asatidz juga anak-anak muda di kampung, dia sangat dekat dengan siapa pun. Tak heran jika suara yang diraih setara dengan dua kursi.
Tiga kali dia datang ke rumah, ngobrol tentang masjid dan kemungkinan rumah tahfidz dari tanah yang barusan saya hibahkan untuk Muhammadiyah
Sama sekali tak menyinggung tentang pileg (pemilihan legislatif). Orang ini sangat baik sejak sebelum ada pileg.
Saya mendoakan kemudahan dan keberkahan, meski dia tahu saya tidak bakal memilihnya. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News