UM Surabaya

Hadis Aisyah ra:

وَعَنْ الْمُطَّلِبِ بْنِ حَنْطَبٍ, أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَامِرٍ بَعَثَ إِلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا بِنَفَقَةٍ وَكِسْوَةٍ, فَقَالَتْ لِلرَّسُولِ: إِنِّي يَا بُنَيَّ لَا أَقْبَلُ مِنْ أَحَدٍ شَيْئًا, فَلَمَّا خَرَجَ قَالَتْ: رُدُّوهُ عَلَيَّ, فَرَدُّوهُ, فَقَالَتْ: إِنِّي ذَكَرْتُ شَيْئًا قَالَهُ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَا عَائِشَةُ, مَنْ أَعْطَاكِ عَطَاءً بِغَيْرِ مَسْأَلَةٍ فَاقْبَلِيهِ, فَإِنَّمَا هُوَ رِزْقٌ عَرَضَهُ اللهُ لَكِ

“Muthalib bin Hanthab berkata: Abdullah bin Amir mengirim hadiah untuk Aisyah berupa nafkah dan pakaian. Lalu Aisyah berkata kepada orang yang diperintah mengirimnya: Wahai putraku, aku tidak mau menerima hadiah dari siapa pun. Ketika pengirim hadiah itu keluar. Lalu Aisyah berkata: Kembalilah dan berikanlah padaku. Aku teringat pesan Nabi saw. Wahai Aisyah, siapa saja yang memberimu hadiah tanpa Anda minta, maka terimalah hadiah itu. Hal itu merupakan rezeki yang dianugerahkan Allah SWT padamu.” (Hr. Ahmad: 24524).

Hadiah untuk Kepentingan Politik

-Demam politik, apalagi dekatnya pemilu ditemukan beragam hadiah yang disuguhkan oleh mereka yang memiliki kepentingan, sehingga setiap kita diharapkan untuk mewaspadainya.

Apakah hadiah itu sesuai dengan maqashid syariah atau tidak? Jangan sampai kenikmatan yang sedikit ini harus mengorbankan kita sendiri dan orang lain, khususnya bagi internal warga muslim.

  • Dalam hadis dijelaskan jihad itu adalah tipu daya, maka jihad politik tentu bagian darinya. Umat seharusnya memahami tipu daya dalam berpolitik.

Oleh karena di sebuah negara yang menggunakan model demokrasi, suara siapa pun dianggap sama, maka orang yang terjun ke dunia politik harus dapat memahami, suara siapa saja yang bisa mendukungnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini