Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan aktivitas di Muhammadiyah adalah kegiatan yang menggembirakan. Bermuhammadiyah juga sama dengan bertransaksi untuk akhirat. Sebab, segala gerakan pembangunan dan lainnya di Muhammadiyah adalah untuk perjuangan menegakkan kalimat Allah.
“Jadi kita bermuhammadiyah itu jangan merasa rugi, dan itu janji Allah itu nyata,” kata Haedar Nashir saat menyampaikan tausiyah Hari Syiar Muhammadiyah Kulonprogo di Masjid Agung Kabupaten Kulonprogo pada Ahad (7/1/2024).
Secara lebih khusus, Haedar mengapresiasi kader muda persyarikatan Muhammadiyah yang hadir. Menurutnya, kehadiran dalam forum-forum seperti ini bagian dari penguatan kemuhammadiyahan dan tidak sia-sia.
Tidak sekadar hadir, sebab ada makna penting di forum tersebut dibandingkan dengan kegiatan lain. Lebih-lebih kader muda yang harusnya di hari libur dihabiskan untuk bermain, tapi dimanfaatkan untuk menghadiri forum mulia ini.
Menyinggung tentang penciptaan manusia oleh Allah SWT, Haedar menjelaskan manusia memiliki dua dimensi, yaitu jiwa dan raga. Keduanya harus dipenuhi kebutuhannya secara seimbang. Sebab kebutuhan manusia tidak sekadar makanan fisik, tapi juga asupan untuk jiwa.
“Hidup tidak sekadar hidup, dan makan tidak sekadar makan. Allah menciptakan manusia dengan dua dimenasi yang harus dipenuhi,” kata Haedar.
Pada kesempatan ini Haedar juga mengajak jemaah yang hadir untuk bersyukur. Kesempatan yang diberikan oleh Allah berupa waktu dan kesehatan, akal pikiran, serta hati jangan ditelantarkan. Maka hidup manusia harus dipandu oleh Al Qur’an.
Semua yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah, kata Haedar, harus berorientasi pada penghambaan kepada Allah SWT. Perintah salat yang dilaksanakan tidak cukup memenuhi rukun saja, tapi dari salat harus berimplikasi pada kehidupan nyata.
Bahkan dalam urusan muamalah, menurutnya juga bagian dari menjalankan perintah Allah SWT. Haedar mencontohkan dengan menjalin hubungan baik dengan tetangga. Dalam Islam tidak hanya ibadah khusus saja yang diperintahkan, tapi juga ibadah umum.
Kepada kader muda Muhammadiyah yang hadir, Haedar berpesan ketika berkeinginan mendapat sesuatu jangan melompat pagar. Sebab jika itu dilakukan, meski tujuannya tercapai tapi nilai utamanya tidak didapatkan dan hilang.
Selain diciptakan sebagai hamba, manusia diciptakan oleh Allah SWT juga sebagai khalifah. Perintah ini hanya diemban oleh manusia, tidak dengan mahluk yang lain. Manusia dibekali akal dan pikiran untuk menjadi khalifah dan mengelola alam.
Haedar menegaskan, meski manusia diperintahkan sebagai khalifah di muka bumi, tapi dilarang dengan keras merusak alam. Mengelola alam berbeda dengan merusak. Oleh karena itu, dalam mengelola alam harus memiliki etos keberlanjutan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News