*) Oleh: Fatkhur Rozaq, S.Ag., M.Ag.
Wakil Ketua PDM Tuban
Tujuan pokok manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah untuk beribadah kepadanya, baik dalam pengertian khusus (mahdhoh) atau dalam pengertian umum (mu’ammalat).
Namun demikian, terkadang banyak manusia tidak menyadarinya. Akibat kesadaran diri yang berbeda-beda, maka melahirkan sikap dan prilaku dalam Ibadahnya yang beragam, antara lain:
a. Ibadah dilakukan hanya sekadar memenuhi kewajiban semata.
Hadis Nabi Muhammad saw:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص ل «لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَةٌ وَلِكُلِّ شِرَةٌ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِى فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ» مسند أحمد – (ج 15 / ص 174)
“Ingatlah setiap amalan itu ada masa semangatnya. Siapa yang semangatnya dalam koridor ajaranku, maka ia sungguh beruntung. Namun siapa yang sampai future (malas) hingga keluar dari ajaranku, maka dialah yang binasa.” HR. Ahmad)
b. Ibadah dilakukan tanpa semangat, bahkan sesekali ditinggalkan tanpa merasa beban baginya.
Firman Allah SWT: QS: 9: 54:
وَمَا مَنَعَهُمْ أَن تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلاَّ أَنَّهُمْ كَفَرُواْ بِاللّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلاَ يَأْتُونَ الصَّلاَةَ إِلاَّ وَهُمْ كُسَالَى وَلاَ يُنفِقُونَ إِلاَّ وَهُمْ كَارِهُونَ
“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan salat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.”
Ibadah adalah tolak ukur dari setiap diri manusia, terutama yang beriman. Maka jika dilakukan dengan benar maka akan memberikan dampak yang baik bagi kehidupan setiap pribadi.
Firman Allah SWT dalam QS. Al An’am: 125:
فَمَن يُرِدِ اللّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقاً حَرَجاً كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”