Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib memberikan dorongan kuat untuk menjadikan institusi pendidikan di Muhammadiyah menjadi unggul dan berkemajuan. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam keynote speaker Seminar Nasional bertema “Mewujudkan Sekolah Unggul dan Berdiferensiasi di Era Merdeka Belajar” di Balai Besar Guru Penggerak Sleman DIY, Selasa (09/0/2024).
Irwan menekankan bahwa konsep keunggulan dan kemajuan dalam pendidikan Muhammadiyah sejalan dengan keputusan Muktamar ke-48 Muhammadiyah tahun 2022 di Surakarta, Jawa Tengah.
“Oleh karena itu, memang kita berharap bahwa setiap gerak langkah Persyarikatan termasuk amal usahanya melakukan kegiatan-kegiatan berkemajuan dan menunjukkan keunggulan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan sejarah panjang pendidikan Muhammadiyah, yang telah hadir sejak tahun 1911, sebelum lahirnya Muhammadiyah pada tahun 1912. Irwan mengungkapkan bahwa pada awalnya, sebelum pendirian sekolah oleh KH Ahmad Dahlan, terdapat dua model pendidikan, yakni pesantren dan sekolah kolonial.
“Ini kemudian KH Ahmad Dahlan hadir mencoba mengintegrasikannya, sehingga model pendidikan KH Ahmad Dahlan itu perpaduan antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama,” katanya.
Irwan juga mengajak untuk merenung terkait model pendidikan yang diterapkan oleh KH Ahmad Dahlan pada zamannya. Beliau mengajukan pertanyaan apakah model tersebut masih relevan ataukah diperlukan model pendidikan lain yang sesuai dengan kebutuhan zaman dan peserta didik saat ini.
Pernyataan ini mengindikasikan pentingnya terus melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap model pendidikan Muhammadiyah agar tetap mampu memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat dan kebutuhan zaman.
Irwan turut menjelaskan bahwa sejak Muktamar ke-46 Muhammadiyah tahun 2010, telah ada panduan mengenai revitalisasi pendidikan Muhammadiyah. Rujukan keputusan muktamar tersebut menegaskan bahwa tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah membentuk manusia pebelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan, dan unggul dalam IPTEKS sebagai perwujudan tajdid dakwah amar ma’ruf nahi mungkar.
Irwan menegaskan bahwa pendidikan Muhammadiyah memiliki tiga fungsi utama, yaitu pendidikan, dakwah, pengkaderan, dan pelayanan. Fokus pada bidang pendidikan melalui ketiga fungsi tersebut menjadi kunci eksistensi Muhammadiyah hingga saat ini.
“Fokus di pendidikan artinya kita memang melahirkan sumber daya manusia yang kemudian meneruskan langkah dan gerak dakwah Muhammadiyah di mana-mana,” ucapnya.
Dalam usahanya mendorong pendidikan Muhammadiyah agar unggul dan berkemajuan, Irwan menyoroti tiga kunci upaya. Pertama, kurikulum harus bersifat integratif, kompetitif, humanis, sosial, dan anticipatif, serta fleksibel.
Kedua, pendidik harus memiliki kompetensi dasar sebagai pendidik era industri 4.0, komitmen pada ideologi Persyarikatan, dan nilai-nilai pemahaman keislaman yang berkemajuan. Ketiga, sekolah harus didesain agar memiliki kultur disiplin, santun, jujur, bertanggung jawab, dinamis, dan berpikiran maju.
“Inilah yang perlu kita coba (lakukan). Mudah-mudahan sekolah Muhammadiyah kita terus memberikan kontribusi untuk kepentingan Persyarikatan, bangsa, dan negara kita. Mari kita terus mengawal sekolah-sekolah kita, sehingga sekolah Muhammadiyah betul-betul berkontribusi secara nyata untuk kepentingan Persyarikatan, bangsa, dan negara,” tuturnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News