Seorang yang sehat fisiknya tergerak untuk menegakkan salat dan menunaikan zakat, sehingga masyarakat pun memperoleh manfaat, karena tangannya tidak mengganggu tetapi justru memberi dan bersedekah kepada tetangganya.

Hal ini berbeda dengan mereka yang tauhidnya lemah. Karenanya, senantiasa tak tergerak beramal baik ketika mendengar ayat-ayat Allah.

Hatinya kotor sehingga tergerak untuk beramal buruk, dan memberi efek buruk kepada orang lain.

Ayat yang dibacakan kepadanya justru membangunkan semangat perlawanan hingga mengancam keselamatan rasul.

Bahkan berbagai perbuatan maksiat tumbuh ketika rasul mengajaknya berbuat baik. Alquran menarasikan dengan baik tanah yang subur melahirkan banyak kebaikan dan tanah yang tandus tak akan menghidupkan tanaman.

Allah menjelaskan hal ini sebagaimana firman-Nya:

وَا لْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَا تُهٗ بِاِ ذْنِ رَبِّهٖ ۚ وَا لَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًا ۗ كَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّشْكُرُوْنَ

“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-A’raf :  58)

Untuk menumbuhkan hati yang subur akan perbuatan amal kebaikan, maka Allah mengutus rasul untuk mengokohkan tauhidnya.

Rasul itu menasihati kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah. Hal ini sebagaimana dilakukan Nabi Nuh yang termaktub dalam firman-Nya:

لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَا لَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗ اِنِّيْۤ اَخَا فُ عَلَيْكُمْ عَذَا بَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ

“Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat).” (QS. Al-A’raf : 59)

Tauhid sebagai tonggak untuk melahirkan amal kebaikan, sementara tauhid yang rusak akan mendorong untuk berbuat buruk.

Perbuatan buruk, yang didorong oleh tauhid yang kropos, inilah yang akan mendatangkan azab. Perintah untuk menyembah hanya kepada Allah akan mendorong para hamba untuk memproduksi berbagai amal kebaikan.

Pendustaan terhadap Peringatan Tauhid

Alquran menarasikan perlawanan kaum Nabi Nuh yang mengajak kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah, dan memalingkan dari penyembahan kepada patung-patung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini