UM Surabaya

Pendustaan yang begitu keras atas ajakan Nabi Nuh melahirkan perlawanan dan pengusiran, hingga Allah menurunkan azab yang keras berupa banjir. Hal ini dinarasikan Alquran sebagaimana firman-Nya:

فَكَذَّبُوْهُ فَاَ نْجَيْنٰهُ وَا لَّذِيْنَ مَعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَاَ غْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰ يٰتِنَا ۗ اِنَّهُمْ كَا نُوْا قَوْمًا عَمِيْنَ

“Maka, mereka mendustakannya (Nuh). Lalu Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal. Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (QS. Al-A’raf : 64)

Turunnya azab itu disebabkan oleh pendustaan kolektif yang dilakukan oleh para pemuka dan tokoh Masyarakat.

Mereka mengajak Masyarakat untuk melakukan perlawanan kepada rasul. Rasul dituduh kurang waras dan menuduh sebagai pendusta.

Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

قَا لَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖۤ اِنَّا لَــنَرٰٮكَ فِيْ سَفَاهَةٍ وَّاِنَّا لَــنَظُنُّكَ مِنَ الْـكٰذِبِيْنَ

“Pemuka-pemuka orang-orang yang kafir dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar kurang waras dan kami kira kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. Al-A’raf : 66)

Perlawanan yang gigih kepada rasul itu karena mereka sudah merasa mapan untuk melakukan penyembahan kepada tuhan yang banyak.

Ketika diajak untuk mentauhidkan hanya kepada Allah, mereka pun bangkit untuk melakukan perlawanan.

Para pemuka masyarakat itu secara sadar merasa terlecehkan ketika diajak meninggalkan sesembahan yang jamak. Para pemuka itu menggerakkan masyarakat untuk melakukan perlawanan secara kolektif.

Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

قَا لُـوْۤا اَجِئْتَنَا لِنَعْبُدَ اللّٰهَ وَحْدَهٗ وَنَذَرَ مَا كَا نَ يَعْبُدُ اٰبَآ ؤُنَا ۚ فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَاۤ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ

“Mereka berkata, “Apakah kedatanganmu kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami, jika kamu benar!” (QS. Al-A’raf : 70)

Itulah episode perjalanan seorang rasul yang berupaya untuk menumbuhkan spirit tauhid agar kaumnya berbuat amal kebaikan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini