*) Oleh: Ferry Is Mirza DM
Jumat mubarak,
Alhamdulillah, tiada habisnya nikmat yang Allah curahkan kepada kita untuk kita puji. Begitu besar rahmat dan kasih sayang-Nya kepada para hamba.
Di antara nikmat agung yang Allah berikan kepada kita adalah petunjuk tentang membangun akidah dan keyakinan dalam kehidupan.
Allah berfirman:
“(Allah) Yang menciptakan kematian dan kehidupan dalam rangka menguji kalian, siapakah di antara kalian yang terbaik amalnya.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ayat ini sering kita dengar. Begitu indah dan merdu. Sebuah ayat yang menyimpan pelajaran-pelajaran berharga bagi kehidupan manusia.
Allah menjelaskan kepada kita bahwa tujuan penciptaan kehidupan dan kematian adalah untuk menguji manusia.
Mereka yang berhasil melalui ujian ini adalah yang mempersembahkan amal terbaik. Yaitu, yang paling ikhlas dan paling sesuai dengan sunah (tuntunan) Rasul shallallahu alaihi wasallam.
Kita pun sering mendengar atau membaca ayat:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Ayat ini pun demikian akrab di telinga kita. Sebuah panduan dan pedoman bagi manusia agar kembali ke jalan Allah, menghamba kepada-Nya, dan tunduk kepada perintah dan larangan-Nya.
Seorang ulama pembaharu di masanya, Abul Abbas Al-Harrani rahimahullah, menjelaskan bahwa hakikat ibadah itu mencakup segala bentuk ucapan dan perbuatan yang diridai dan dicintai oleh Allah, baik berupa sesuatu yang lahir/tampak maupun suatu hal yang bersifat batin/di dalam hati.
Segala bentuk amal dan ketaatan tidak akan diterima oleh Allah, kecuali apabila dibangun di atas fondasi akidah yang benar, yaitu akidah tauhid, pemurnian ibadah kepada Allah semata.
Tanpa tauhid, maka amal apa pun tidak akan diterima, bahkan sia-sia dan mendatangkan malapetaka bagi hamba di akhirat kelak.