Sebuah keyakinan yang menanamkan pokok keimanan dan benih amal saleh ke dalam hati setiap muslim.
Bahwa ketaatan dan kebaikan yang dilakukan ini harus sesuai dengan aturan Islam dan petunjuk Nabi akhir zaman Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sebagian ulama terdahulu mengatakan dalam kalimat yang ringkas, tetapi sangat dalam maknanya, bahwa risalah (ajaran) Islam ini berasal dari Allah.
Kewajiban Rasul adalah menyampaikannya, sedangkan tugas kita adalah tunduk dan pasrah menjalankannya. “Minallahir risalah, wa ‘alarrasulil balagh, wa ‘alaina at-taslim.”
Kepasrahan kepada ajaran Islam adalah kunci kebaikan dan pintu kebahagiaan. Suatu perkara yang sangat diperangi dan ditolak oleh Iblis dan bala tentaranya di alam dunia.
Lihatlah, bagaimana Iblis enggan dan menyombongkan diri di hadapan Allah. Ia menolak tunduk kepada perintah Allah. Ia lebih mengedepankan hawa nafsu dan dangkalnya logika.
Oleh sebab itu, para ulama menyebutkan bahwa di antara sebab utama munculnya fitnah (kerusakan) berupa syubhat (kerancuan) pemikiran adalah “taqdimur ra’yi ‘alan naqli”, yaitu mendahulukan pendapat akal di atas dalil naqli (wahyu) dari Allah.
Sebagaimana akar munculnya fitnah syahwat (kesenangan) terhadap berbagai perkara yang diharamkan ialah “taqdimul hawa ‘alal ‘aqli”, yaitu lebih mendahulukan hawa nafsu di atas akal sehat.
Iblis dan bala tentaranya berusaha menyesatkan manusia dari jalan hidayah melalui dua celah. Yaitu, dengan berlebih-lebihan (ekstrim) atau dengan sikap meremehkan dan menyepelekan.
Mereka tidak peduli dari celah mana seorang hamba itu akan tersesat dan binasa. Yang jelas, ia selalu mengajak pengikutnya untuk bersama-sama menjadi penghuni neraka.
Iblis pun telah bersumpah di hadapan Allah dengan menyebutkan kemuliaanNya untuk bekerja keras menyesatkan manusia.
Karena itulah, Allah selalu memperingatkan manusia bahwa setan (iblis) itu adalah musuhnya, maka wajib untuk menjadikan setan itu sebagai musuh.
Semua orang yakin bahwa setan adalah musuh kita, tetapi banyak orang yang justru menjadikan setan sebagai teman dan pembimbing perjalanan hidupnya. Ia tidak mau patuh kepada perintah dan larangan Rabbnya.
Oleh sebab itu, Allah menyebut di dalam Al-Qur’an bahwa orang-orang kafir itu, penolong mereka adalah thaghut. Dan Iblis merupakan gembongnya thaghut yang justru mengeluarkan mereka dari cahaya menuju berlapis kegelapan.
Ibnul Qayyim rahimahullah menggambarkan kondisi banyak manusia, “Mereka berlari meninggalkan penghambaan yang mereka tercipta untuknya. Maka, mereka pun terjebak dalam perbudakan kepada hawa nafsu dan setan.”
Marilah kita berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. Mintalah pertolongan kepada Allah.
Mintalah petunjuk dan bimbingan-Nya. Sebagaimana dalam doa yang selalu dibaca oleh umat Islam di dalam salatnya, “ihdinash shirathal mustaqim”. Ya Allah, tunjukilah kami untuk bisa berjalan di atas jalan yang lurus ini
Wahai Allah, Zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu, Wahai Allah Zat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu. Ya Allah, bantulah kami dalam berzikir, bersyukur, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.