مِنْ عَلّامَاتِ الإعْتمَادِ عَلَى العَمَلِ نُقْـصَانُ الرّجَاءِ عنْدَ وُجُودِ الزَّلَل.
“Salah satu tanda mengandalkan kepada amal ialah berkurangnya harapan ketika terjadi kesalahan.”
Ibnu Athaillah berkata: Min ‘alâmât al-i‘timâd ‘alâ al-‘amal, nuqshân al-rajâ’ ‘inda wujûd al-zalal.
Salah satu tanda bahwa seseorang itu mengandalkan kepada amalnya ialah berkurang harapannya kepada rahmat Allah ketika terjadi kesalahan.
Orang yang beriman hendaknya meyakini bahwa tercapainya sesuatu keinginan, baik keinginan duniawi, ataupun keinginan yang bersifat ukhrawi, adalah anugerah dari Allah SWT.
Adapun amal adalah sebab, amal merupakan lantaran, sedangkan terjadinya musabbab adalah kehendak dan kekuasaan Allah. Tersebut di dalam hadis:
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya amal seseorang itu tidak akan memasukkannya ke dalam surga.”Lalu sahabat bertanya: “Apakah juga engkau, wahai Rasulullah?”
Rasulullah saw bersabda:
“Demikian juga aku, kecuali Allah mencurahkan anugerah dan rahmat-Nya kepadaku.”(Hadits riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, dan Imam Ahmad, dari Abu Hurairah).
Dalam hikmah tersebut di atas, yang dimaksud al-i’timad ‘ala al-‘amal, mengandung arti mengandalkan kepada amal, yaitu memandang bahwa amal perbuatan yang dilakukan seseorang itu membawa kepada tercapainya sesuatu yang diinginkan baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun akhirat.