Penguatan Nilai Agama dalam Keluarga Sebagai Bekal Menghadapi Perbedaan
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah
UM Surabaya

Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, diharapkan setiap keluarga dan individu di dalamnya melakukan internalisasi dan penguatan akan pemahaman dalam melihat perbedaan.

Pesan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah dalam penutupan Tanwir I Nasyiatul Aisyiyah pada Ahada (14/1/2024) di Hotel Harris Pontianak, Kalimantan Barat.

“Kalau kita kuat di dalam, kita akan menghargai di luar. Kita bisa bertoleransi, kita bisa menghargai perbedaan kalau kita kuat dulu di dalam,” katanya.

“Maka dalam keluarga itu penanaman nilai-nilai akidah, tauhid murni mutlak diperlukan dalam sebuah keluarga ‘Aisyiyah, Muhammadiyah, dan keluarga Nasyiatul Aisyiyah,” imbuhnya.

Dalam pandangannya, jika penguatan pemahaman atas perbedaan telah dilakukan sejak dalam keluarga, maka seorang individu akan lebih bisa dalam menerima perbedaan yang terjadi di luar.

Keluarga Muhammadiyah, katanya, menjadi bagian dari keluarga besar Indonesia yang sangat majemuk itu. Di Indonesia, selain adanya perbedaan agama juga budaya, suku, dan lain sebagainya.

Perbedaan tersebut sebagai realitas yang tidak bisa dihindari, maka yang diperlukan adalah masuk dan saling menghargai atas perbedaan tersebut. Penghargaan perbedaan tersebut harus berlandaskan tuntunan yang diajarkan dalam Agama Islam.

Nilai spiritualitas tersebut menurutnya akan menjadi penguat bagi seseorang yang hidup dalam suatu bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Maka, kemodernan yang datang saat ini tidak boleh lantas menghilangkan agama di keluarga-keluarga Indonesia.

Selain itu, menghadapi masalah yang kian kompleks dalam keluarga. Salmah juga berpesan supaya dilakukan penguatan untuk kewirausahaan. Nilai kemandirian ekonomi penting bagi keluarga muda Indonesia dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

“Di samping kita kuat dalam beragama, kita juga nilai-nilai yang lain yang perlu juga ditanamkan dalam sebuah keluarga,” katanya.

Melalui penguatan nilai-nilai tersebut, diharapkan menjadikan keluarga muda menjadi keluarga sakinah sebagaimana pandangan yang dimiliki oleh Muhammadiyah-’Aisyiyah. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini