*) Oleh: Ferry Is MirzaÂ
Qotadah, Seorang Tabi’in, rahimahullah berkata:
“Dulu dikatakan : Orang munafik tidaklah bangun untuk salat malam.
Yakni orang munafik tidak sanggup untuk melakukan salat malam karena tidak ada orang yang melihatnya.
Di antara tanda kejujuran dan keimanan adalah salat malam.
Syeikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah berkata:
“Dunia lebih hina di sisi Allah daripada bangkai anak kambing. Oleh karena itulah apabila seseorang melakukan salat 2 rakaat sunah subuh, maka salatnya tersebut jauh lebih baik dari dunia dan seisinya.
Dua rakaat ini lebih baik dari seluruh dunia semenjak diciptakannya hingga kelak ia akan lenyap.
Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk salat ini?
Lima menit saja sudah termasuk dengan wudu. Lima menit yang dapat menyamai nilai dunia seluruhnya dari awal hingga akhirnya.
“Sesungguhnya dunia sama sekali tidak ada nilainya di sisi Allah.” (Syarah Al-Kafi Asy-Syafiyyah 4/268)
Paksakan diri untuk tahajud, suka atau tidak, ringan ataupun berat. Paksakan diri untuk bangun tengah malam menjelang subuh.
Beberapa bentuk paksaan akan berubah menjadi kebiasaan. Kita akan merasa aneh jika tidak tahajud. Kita akan terbiasa bangun saat jam tahajud, walau tanpa alarm.
Lanjutkan.
Kebiasaan yang terus dilakukan akan berubah menjadi kebutuhan. Di tahap ini sudah mulai tumbuh benih-benih cinta tahajud. Akan merasa rugi jika tidak tahajud.
Pada tahap ini tahajud sudah menjadi candu. Salat tahajud berlama-lama adalah kenikmatan. Sedangkan ketika terlewat tidak tahajud akan membuat diri resah.
Yang perlu kita lakukan adalah istikamah dan mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk tahajud agar mereka pun dapat merasakan nikmatnya bertahajud.
Ada di tahap manakah kita? (*)\
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News