Tidak menunggu lama, para kolega Mughulthay di Mamluk Mesir yang juga merupakan para pengikut Syafii mengumumkan keberatan mereka.
Ibnu Hajar (w. 1449) yang disebut-sebut sebagai ‘master Hadits’ menilai bahwa riwayat-riwayat hadis Abu Hanifah dari Malik bin Anas belum ditetapkan secara meyakinkan (lam tathbut).
Banyak sarjana Hadits sebenarnya meragukan akurasi rantai transmisi yang membuktikan bahwa Abu Hanifah telah meriwayatkan Hadits dari Malik bin Anas.
Guru terkenal Ibnu Hajar, Zaynuddin Iraqi (w. 1404) telah menegaskan bahwa kalau pun kita mengakui bahwa Abu Hanifah telah meriwayatkan hadis dari Malik bin Anas, dua riwayat yang dikutip sebagai bukti tidak dilanjutkan dari Malik bin Anas ke Nabi saw melalui rantai emas Nafiʿ, dari Ibnu ʿUmar. Jadi, bukankah ini masalah yang masih diperdebatkan?
Figur yang dianggap mampu menangkis serangan ini dan memulihkan posisi Hanafi dalam perdebatan marjinal ini adalah Mehmet Zahid Kevseri (w. 1952).
Dia adalah seorang pejabat akademik senior terakhir (shaykh dars) dari Kekaisaran Ottoman dan seorang sarjana hadits yang penguasaannya atas ilmu-ilmu dan manuskrip Islam terus memukau para peneliti hingga hari ini.
Kevseri telah menulis banyak risalah yang menyoroti keunggulan mazhab Hanafi. Seorang hakim dan cendekiawan Islam yang terkenal dari Suriah, ʿAli Al-Thanthawi (w. 1999) menggambarkan Kevseri dengan penuh pujian, “Setelah saya bertemu dengannya, saya tidak lagi belajar dengan orang lain” ungkapnya.
Tapi dia memiliki dua kekurangan yang fatal: kekaguman butanya kepada Abu Hanifah dan kebenciannya terhadap Ibnu Taymiyyah.
Benar saja, pada tahun 1941 Kevseri menyusun risalah pendek berjudul The Firmest Path on Malik’s Narration from Abu Hanifa and Abu Hanifa’s Narration from Malik.
Di dalamnya Kevseri dengan cermat menggali naskah-naskah yang tidak jelas bahkan masih diragukan untuk membuat klaim tertentu yang masih diperdebatkan, yaitu bahwa Abu Hanifah dan Malik bin Anas telah bertemu satu sama lain di Madinah, membahas hukum Islam dan teologi secara panjang lebar dan menghargai satu sama lain.