UM Surabaya

Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah ketika menjelaskan surat Ath Tholaq ayat 3 mengatakan, Barangsiapa yang bertakwa pada Allah dengan menjalankan perintahNya dan menyandarkan hatinya padaNya, maka Allah akan memberi kecukupan bagiNya.”

Al Qurtubhi rahimahullah menjelaskan pula tentang surat Ath Tholaq ayat 3 dengan mengatakan, Barangsiapa yang menyandarkan dirinya pada Allah, maka Allah akan beri kecukupan pada urusannya.”

Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, Barang siapa menyerahkan urusannya pada Allah, maka Allah akan berikan kecukupan pada urusannya.”

Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan pula, barang siapa yang menyandarkan diri pasa Allah dalam urusan dunia maupun agama untuk meraih manfaat dan terlepas dari kemudaratan, dan ia pun menyerahkan urusannya pada Allah, maka Allah yang akan mencukupi urusannya.

Jika urusan tersebut diserahkan pada Allah Yang Maha Mencukupi (Al Ghoni), Yang Maha Kuat (Al Qowi), Yang Maha Perkasa (AL Aziz) dan Maha Penyayang (Ar Rohim), maka hasilnya pun akan baik dari cara-cara lain. Namun kadang hasil tidak datang saat itu juga, namun diakhirkan sesuai dengan waktu yang pas.”

Masya Allah suatu keutamaan yang sangat luar biasa sekali dari orang yang bertawakal.

Ketiga: Masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
“Tujuh puluh ribu orang dari umatku akan masuk surga tanpa hisab. Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak beranggapan sial dan mereka selalu bertawakal pada Rabbnya.”

Merealisasikan Tawakal 

Dalam merealisasikan tawakal tidaklah menafikan melakukan usaha dengan melakukan berbagai sebab yang Allah Ta’ala tentukan. Mengambil sunah ini sudah menjadi sunnatullah (ketetapan Allah yang mesti dijalankan). Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan usaha disertai dengan bertawakkal padaNya,” demikian penuturan Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah selanjutnya.”

Jadi intinya, dari penjelasan beliau ini dalam merealisasikan tawakkal haruslah terpenuhi dua unsur:

1. Bersandarnya hati pada Allah.

2. Melakukan usaha.

Inilah cara merealisasikan tawakal dengan benar. Tidak sebagaimana anggapan sebagian orang yang menyangka bahwa tawakal hanyalah menyandarkan hati pada Allah, tanpa melakukan usaha atau melakukan usaha namun tidak maksimal. Tawakkal tidaklah demikian.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Usaha dengan anggota badan dalam melakukan sebab adalah suatu bentuk ketaatan pada Allah. Sedangkan bersandarnya hati pada Allah adalah termasuk keimanan.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini