UM Surabaya

Menurut pakar tafsir al-Razi, angan-angan itu tercela dan dikecam oleh agama, karena menimbulkan dua keburukan, yaitu :

1. Sifat loba (al-khirsh). Karena loba, seorang bisa menghalalkan segala ambisi untuk menggapai keinginannya.

2. Sifat ingin kekal (al-amal) di dunia. Karena merasa kekal di dunia, seorang bisa lupa diri dan tidak perlu bertobat, serta tidak akan berpengaruh baginya petuah atau nasihat.

Menurut Imam Ghazali, seseorang yang membenamkan diri dalam dosa dan maksiat kepada Allah, tetapi ia berharap memperoleh surga, maka harapannya tentu tertolak.

Rasulullah saw pernah menyebut orang yang berbuat demikian sebagai orang yang kerdil dan sontoloyo.

Kata beliau, ”Orang kerdil lagi sontoloyo adalah orang yang mengikuti dorongan hawa nafsunya, tetapi ia mengharap surga dari Allah”.

Jadi, kita harus dapat memilih dan memilah mana angan-angan dan mana harapan.

Menurut KBBI, bahwa Angan-angan adalah proses berpikir yang dipengaruhi oleh harapan-harapan terhadap kenyataan yang logis.

Berangkat dari rasa ketidakpuasan dengan kondisi diri saat ini disertai keinginan untuk memperoleh sesuatu yang lebih.

Bagi sebagian orang, berangan-angan bisa menjadi salah satu cara seseorang menghibur diri tatkala menyaksikan jauhnya asa untuk meraih apa yang dia cita-citakan, atau harapan yang sulit untuk diwujudkan namun tidak mustahil suatu saat nanti akan diraih.

Kebanyakan manusia berpikir ingin hidup senang-senang dahulu, kemudian suatu saat bertobat dan memperbanyak ibadah.

Namun naas maut menjemput saat mereka sedang lalai dan belum banyak bekal amal. Allah membenci kaum yang panjang angannya namun lupa beramal untuk akhiratnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini