LDK Muhammadiyah Diharapkan Bikin Format Baru dalam Dakwah
Rektor Universitas Riau Dr. Saidul Amin MA
UM Surabaya

Rektor Universitas Riau (Umri) Dr. Saidul Amin MA, mendorong Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk fokus menangani komunitas-komunitas yang membutuhkan perhatian khusus, termasuk pecandu narkoba dan komunitas LGBT.

Ia berharap LDK berharap agar lembaga ini dapat menghasilkan format-format baru dalam dakwah.

Pernyataan ini disampaikannya saat membuka acara training of trainer (ToT) Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Regional I, di Ruang Rektorat Gedung Ahmad Dahlan Umri, Jumat (19/01/2024).

Dalam sambutannya, Saidul Amin menegaskan bahwa Umri siap memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan oleh LDK Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ia menyatakan bahwa rektor yang baik adalah yang tahu diri dan menyadari bahwa aset yang dimiliki oleh Umri adalah milik Muhammadiyah.

Saidul Amin juga mengungkapkan kontribusi Umri selama ini terhadap PP Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM).

Umri memberikan subsidi sebesar 10 juta per tahun kepada PDM dan akan meneruskan subsidi sebesar 1 juta per tahun kepada PCM.

Dalam konteks LDK, Saidul Amin berharap agar lembaga ini dapat menghasilkan format-format baru dalam dakwah.

Meskipun menyatakan bahwa LDK belum sepenuhnya lepas dari Majelis Tabligh, ia memberikan apresiasi atas penghargaan LDK Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang memilih Umri sebagai lokasi ToT.

Lebih lanjut, Saidul Amin menekankan pentingnya LDK memperhatikan permasalahan khusus yang ada saat ini, terutama terkait dengan pecandu narkoba.

Ia mencatat bahwa di Indonesia terdapat sekitar 7 juta orang pecandu narkoba, dan di lapas Riau, 80 persennya berkaitan dengan narkoba.

Dengan tegas, ia menanyakan mengapa dalam lebih dari 100 tahun, Muhammadiyah belum memiliki pusat rehabilitasi untuk narkoba.

Menyikapi hal ini, Saidul Amin mengajak LDK untuk menjadikan permasalahan semacam itu sebagai lahan dakwah.

Ia menetapkan target bahwa pada tahun 2025, setiap PWM harus memiliki satu tempat pemulihan narkoba, dan setiap PDM harus memiliki tempat rehabilitasi narkoba.

Harapannya, upaya ini akan menjadi langkah konkrit dalam memberikan solusi terhadap permasalahan sosial yang membutuhkan perhatian khusus.

Selain permasalahan narkoba, Saidul Amin juga menyoroti isu LGBT sebagai salah satu fokus perhatian Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Dalam konteks ini, Saidul Amin mengungkapkan kebutuhan akan pendekatan yang lebih bijak terhadap isu ini.

“Kita tidak bisa hanya teriak-teriak itu haram, itu pekerjaan Nabi Luth, tapi what should we do, yang sudah kita lakukan itu apa? Maka perlu ada pendekatan-pendekatan psikologis yang berbasiskan syariah,” ungkapnya dengan tegas.

Oleh karena itu, ia mengusulkan agar Muhammadiyah memiliki pusat konseling khusus untuk LGBT.

Dengan hal ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang tepat dan sesuai dengan nilai-nilai syariah dalam menangani isu LGBT.

Saidul Amin menggarisbawahi bahayanya isu LGBT, menyamakannya dengan kanker yang secara perlahan menggerogoti jiwa bangsa.

“Kalau tidak bahayanya luar biasa, LGBT seperti kanker yang sedikit demi sedikit menggerogoti jiwa bangsa.

Tentu banyak masalah-masalah yang lain, tapi ini tidak disentuh oleh tarjih, tidak disentuh oleh tabligh. Dan sesungguhnya ini adalah Medan LDK,” ucapnya dengan serius.

Terakhir, Saidul Amin menyampaikan doa agar acara ini dapat menciptakan format terbaik sehingga LDK dapat menjadi lembaga yang gemilang, terbilang, dan cemerlang.

Harapannya, langkah-langkah konkrit yang diambil oleh LDK Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat memberikan dampak positif dalam menangani permasalahan sosial yang membutuhkan perhatian khusus, seperti narkoba dan LGBT. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini