Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agung Danarto menekankan pentingnya membangun ekosistem pendidikan Muhammadiyah. Hal ini untuk mendukung eksistensi masing-masing sekolah antara satu dengan yang lain. Harus ada saling membantu, saling terkait.
Upaya itu penting dilakukan terutama untuk menjaga imunitas sekolah Muhammadiyah dari masalah, terutama eksternal. Salah satunya adalah program pengangkatan P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) untuk guru yang harus diakui menyita banyak perhatian itu.
Demikian disampaikan oleh Agung pada Selasa (23/1/2024) dalam Kick Off Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah (SBMPTMU) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Sekolah-sekolah Menengah Atas yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah, kata Agung, harus mendukung PTMA. Sebaliknya, PTMA juga membantu sekolah-sekolah Muhammadiyah bahkan sampai TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA).
Diharapkan dari pembangunan ekosistem pendidikan ini, institusi-institusi pendidikan Muhammadiyah memiliki ‘imunitas’ terhadap persoalan-persoalan yang disebabkan dari eksternal. Salah satunya adalah program P3K untuk guru yang menyita banyak perhatian itu.
Karena program P3K untuk guru itu, imbuh Agung, banyak guru-guru dari sekolah Muhammadiyah eksodus, karena diterima dan ditempatkan di sekolah lain. Dampak dari program ini tidak main-main, karena ada sekolah swasta yang sampai gulung tikar.
“Program P3K nya bagus, cuma sayangnya itu tidak dikembalikan ke sekolah semula. Andaikan itu dikembalikan ke sekolah semula, itu kita akan acungi jempol,” ungkap Agung Danarto.
Namun demikian, Agung menganggap persoalan ini adalah tantangan yang mesti dihadapi oleh Persyarikatan Muhammadiyah. Sebab perpindahan guru tidak sekadar masalah komitmen, tetapi juga ada masalah kesejahteraan.
“Ekosistem pendidikan betul harus kita bangun dengan sebaik-baiknya. Bagaimana sekolah bisa menopang, bisa mendorong untuk bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” kata Agung.
“Sukseskan, nanti juga dari perguruan tinggi ada program yang bisa dipakai untuk membantu, mengembangkan sekolah-sekolah Muhammadiyah,” sambungnya.
Menyaksikan realitas masyarakat Indonesia, bahwa image Perguruan Tinggi Negeri (PTN) masih lebih superior dibandingkan perguruan tinggi swasta. Padahal, kualitas PTMA tidak kalah dibandingkan dengan PTN.
Membangun image unggul ini menurutnya menjadi tantangan yang segera untuk dijawab oleh PTMA. Masyarakat harus dibangun kepercayaan terhadap PTMA, bahwa kualitas yang dimiliki PTMA dibandingkan dengan PTN.
Pada kesempatan ini Agung juga berharap supaya pembangunan ekosistem ini tidak hanya dilakukan di sektor pendidikan saja. Tetapi juga dilakukan di segala lini di internal Persyarikatan Muhammadiyah. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News