Peneliti Asal Malaysia Tertarik dengan Tradisi Ilmu Falak Muhammadiyah
Seorang peneliti asal Malaysia, Mohd Saiful Anwar Bin Mohd Nawawi, tengah menaruh perhatian khusus pada tradisi ilmu falak di lingkungan Muhammadiyah.

Seorang peneliti asal Malaysia, Mohd Saiful Anwar Bin Mohd Nawawi, tengah menaruh perhatian khusus pada tradisi ilmu falak di lingkungan Muhammadiyah. Kunjungannya yang penuh antusiasme ke Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah di Aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Selasa (23/1/2024) telah menciptakan momentum berharga.

Kedatangan Saiful Anwar disambut dengan hangat oleh, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas.

Dalam sambutannya, Hamim memaparkan agenda penting yang akan dilaksanakan pada Februari mendatang, yaitu Musyawarah Nasional Tarjih di Pekalongan. Dalam forum ini, sejumlah isu strategis akan diangkat, seperti Fikih Wakaf Kontemporer, Kalender Islam Global, dan Manhaj Tarjih.

Saiful Anwar, dalam sambutannya, mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan hangat tersebut. Tujuan utama kunjungannya adalah untuk mendalami Manhaj Tarjih khususnya dalam konteks falak, terutama terkait waktu subuh.

Majelis Tarjih turut berkontribusi dengan menyajikan pemikiran baru mengenai parameter terbit fajar, di mana diputuskan bahwa ketinggian matahari berada di -18 derajat di bawah ufuk, menggantikan yang sebelumnya -20 derajat. Perubahan ini mengoreksi waktu subuh yang selama ini dianggap terlalu pagi sekitar 8 menit.

Selain itu, ketertarikan Saiful Anwar juga meluas ke pandangan Muhammadiyah terkait kriteria MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapore) dalam menentukan awal bulan Kamariah.

Konsep baru MABIMS ini mencakup imkan rukyat dengan ketinggian hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat (3-6.4). Perubahan ini merupakan koreksi dari kriteria sebelumnya yang menetapkan ketinggian hilal 2 derajat, sudut elongasi bulan-matahari 3 derajat, dan umur bulan paska konjungsi 8 jam (2-3-8).

Dalam pertemuan yang berlangsung, Saiful Anwar berkesempatan berdiskusi dengan sejumlah pakar falak terkemuka di lingkungan Muhammadiyah. Hadir dalam pertemuan ini adalah Susiknan Azhari, Tono Saksono, Yudhiakto Pramudya, Rahmadi Wibowo Suwarno, dan Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar.

Para pakar falak tersebut turut memberikan wawasan yang berharga terkait kriteria waktu subuh dan Kalender Islam Global. Diskusi yang dipandu dengan keahlian mereka menghasilkan pemikiran-pemikiran inovatif seputar cara mengukur waktu subuh secara lebih akurat, serta memberikan pandangan yang mendalam mengenai implementasi Kalender Islam Global sebagai alternatif terhadap kriteria MABIMS yang selama ini telah ada.

Pertukaran pandangan antara peneliti Malaysia dan para pakar falak Muhammadiyah ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mengenai ilmu falak, tetapi juga membuka ruang untuk eksplorasi lebih lanjut terhadap pemahaman dan praktik-praktik Islam yang dapat disesuaikan dengan konteks global. Dengan melibatkan berbagai perspektif, pertemuan ini menjadi ajang dialog ilmiah yang produktif dan konstruktif. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini