Dakwah Kultural
Menurut Dr Syakir Jamaluddin, keberadaan Kopi Ngaji Omah Sawah Bode adalah bagian dari pergerakan dakwah kultural di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah, khususnya di wilayah Sleman.
“Inspirasi waktu itu dari vakumnya pengajian di ranting atau cabang Muhammadiyah selama pandemi covid-19,” katanya.
Baca juga: Berdakwah Bukan untuk Terkenal, Apalagi Dapat Kekuasaan
Syakir kemudian mengubah mengubah pekarangan sawah di bekalang ruma huntuk diubah menjadi tempat pengajian alam terbuka. Mereka yang ikut mengaji warga setempat yang kebetulan sebagian besar warga Persyarikatan Muhammadiyah.
Kata Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu, materi pengajian yang dibahas di Kopi Ngaji sangat ringan.
Di antaranya membahas tentang Manusia Dalam Perspektif Alquran untuk mengenal siapa kita, makhluk seperti apa kita, supaya manusia tidak salah memberi konsumsi terhadap dirinya.
“Pembagian waktu ceramah antara 40 menit lanjut dialog tanya-jawab 15 menit,” tutur anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini.
Baca juga: Prof Taufik Kasturi Beber Kesuksesan Dakwah Nabi Taklukkan Kaum Quraisy
Syakir menjelaskan, jadwal kajian di Kopi Ngaji dilaksanakan setiap Sabtu pagi mulai jam 5.30-6.30. Ini dilakukan agar jamaah tetap bisa ngantor atau mengantar anak sekolah.
Dia berharap Kopi Ngaji bisa eksis menjadi pengajian kultural warga Muhammadiyah dan masyarakat umum yang sebagian punya tradisi ngopi dan ngaji. (slamet muliono)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News