Mengumpulkan kepala daerah, lurah dan para pengusaha serta berbagai langkah pembagian sembako di setiap kampanya. Tekanan politik kepada berbagai pihak yang berpotensi mengalahkan Capres-Cawapresnya, juga dilakukan.
Bahkan adanya upaya sistematis menghalangi Pasangan Calon (Paslon) yang berpotensi mengalahakan dirinya juga dihadang dengan berbagai cara. Semua ini merupakan pelanggaran besar yang apabila dibiarkan akan menimbulkan kerusakan dalam mengelola negara.
Desakan Muhammadiyah tidak lain sebagai Upaya untuk menyadarkan Jokowi agar langkah-langkah politiknya tidak menjadikan dirinya blunder yang akan melahirkan kekisruhan dan merusak citra dirinya.
Di sisi lain, berbagai elemen yang seharusnya bisa bekerja secara maksimal justru tidak menunjukkan wibawanya sebagai penyelenggara Pemilu yang jujur dan adil.
KPU dan Bawaslu sebagai pihak resmi yang seharusnya menjalankan aturan agar Pemilu berlaku JURDIL dan masyarakat bisa menikmati kebebasan dalam berdemokrasi.
Namun apa yang terjadi justru sebaliknya, dimana para penyelenggara Pemilu, lembaga legislatif seperti DPR, lembaga Yudikatif seperti MK justru dimainkan oleh presiden untuk meloloskan keinginannya.
Apa yang dilakukan Muhammadiyah merupakan upaya strategis untuk menyelamatkan nilai-nilai etik yang telah diinja-injak oleh penyelenggara negara.
Muhammadiyah merupakan elemen yang memiliki kesadaran adanya pelanggaran etik, dan itu harus diikuti oleh ormas lain serta partai politik yang selama ini dipandang mabuk kekuasaan.
Sikap Muhammadiyah ini merupakan bentuk tanggung jawab keumatan dan kebangsaan untuk tetap menjaga nalar demokrasi yang diperjuangkan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia ini agar tidak diseret sesuka hati elite politik berdasarkan keinginan dan kepentingannya masing-masing. (*)
Surabaya, 28 Januari 2024
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News