Rasul: Misi Tauhid dan Perlawanan Profetik

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Para rasul memiliki tugas profetik dan tunggal kepada umatnya, yakni mengajak untuk menyembah hanya kepada Allah, dan tidak mempersekutukan-Nya.

Fokus untuk mentauhidkan Allah merupakan konsekuenasi logis, atas karunia besar dari-Nya telah menciptakan manusia dan menyediakan berbagai fasilitasnya.

Alih-alih bersyukur dan mengagungkan Allah, kebanyakan manusia justru mencari sekutu untuk meruntuhkan kewibawaan Allah.

Hal ini berimplikasi melupakan tujuan awal (penyembahan hanya kepada Allah), sehingga manusia menentang utusan-Nya yang mengingatkan dan mengajak menyembah hanya kepada Allah.

Misi Tunggal Rasul

Manusia pada umumnya melalaikan asal muasal dirinya sehingga lalai pula untuk mengagungkan Sang Pencipta dirinya.

Untuk mengingatkan hal itu maka diutuslah rasul agar manusia senantiasa mengingat Allah dengan segala keagungan-Nya.

Dengan mengingat awal mula penciptaan dirinya, yang berbahan dasar air yang menjijikkan (mani), maka dia akan merasa dimuliakan.

Betapa tidak, dari air hingga berubah menjadi manusia sempurna. Bukan hanya wajah yang rupawan, tetapi memiliki kecerdasan dan kepintaran yang tidak dianugerahkan pada makhluk lain.

Namun kebanyakan manusia yang lupa diri sehingga lalai atas peran Sang Pencipta dan Pemelihara atas dirinya.

Ketika lupa atas kenikmatan besar itu, maka dia melupakan Allah dan justru mengagungkan dirinya atau pihak lain yang dipandang telah berperan besar atas kebaikan dirinya.

Kondisi seperti ini, maka diutuslah rasul untuk mengingatkan misi profetiknya terhadap penciptaan dirinya, untuk menyembah hanya kepada Allah. Hal ini dijelaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَا لَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 21)

Dengan bertakwa kepada Allah, maka manusia akan semakin dekat kepada-Nya ketika ditunjukkan berbagai kenikmatan lain. Dia semakin dekat kepada Allah dan semakin mengagungkan-Nya secara lebih memadai.

Allah melengkapi kebutuhan manusia dengan penyediaan bumi yang luas, langit sebagai atap, serta air hujan yang menghasilkan berbagai rezeki yang melimpah, maka manusia semakin mengagungkan-Nya.

Namun tidak sedikit manusia melakukan pengingkaran dan penolakan atas kebesaran dan keagungan Allah.

Mereka menganggap bahwa semua penciptaan dan fasilitas itu semuanya atas peran pihak lain selain Allah.

Hal inilah yang menjadi tugas rasul untuk mengingatkan kembali agar manusia menyembah hanya kepada Allah tanpa mengagungkan tandingan-tandingan selain-Nya.

Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

الَّذِيْ جَعَلَ لَـكُمُ الْاَ رْضَ فِرَا شًا وَّا لسَّمَآءَ بِنَآءً ۖ وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَ خْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّـكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَا دًا وَّاَنْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah :22)

Kenikmatan besar bagi manusia ketika menciptakan langit dan bumi beserta isinya terkadang tidak membuat manusia berpikir secara jernih, tetapi justru pikiran-pikiran kotor yang merusak hatinya.

Kerusakan hati itulah yang menjadi akar kejahatan yang dilakukan manusia yang mempersekutukan Allah dengan selain-Nya.

Bani Israil dan Kenikmatan Besar

Allah memberi contoh kongkret bagaimana pertolongan-Nya pada Bani Israil namun mereka justru melakukan pengingkaran dan perlawanan ketika datang rasul membacakan ayat-ayat Allah.

Nabi Musa pun mengingatkan bahwa Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kepungan Fir’aun dan bala tentaranya sehingga selamat. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

وَاِ ذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَاَ نْجَيْنٰکُمْ وَاَ غْرَقْنَاۤ اٰلَ فِرْعَوْنَ وَاَ نْتُمْ تَنْظُرُوْنَ

“Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir’aun dan) pengikut-pengikut Fir’aun, sedang kamu menyaksikan.” (QS. Al-Baqarah : 50)

Nabi Musa pun mengingatkan kenikmatan agung yang pernah diterima Bani Israil dimana mereka pernah diselamatkan dari kekejaman Fir’aun yang membunuh generasi pelanjut keturunan Bani Israil.

Hal ini dinarasikan Alquran sebagaimana firman-Nya:

وَاِ ذْ نَجَّيْنٰکُمْ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَسُوْمُوْنَكُمْ سُوْٓءَ الْعَذَا بِ يُذَبِّحُوْنَ اَبْنَآءَكُمْ وَيَسْتَحْيُوْنَ نِسَآءَكُمْ ۗ وَفِيْ ذٰلِكُمْ بَلَآ ءٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَظِيْمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir’aun dan) pengikut-pengikut Fir’aun. Mereka menimpakan siksaan yang sangat berat kepadamu. Mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu merupakan cobaan yang besar dari Tuhanmu.” (QS. Al-Baqarah : 49)

Namun kenikmatan Allah yang begitu besar, mulai dari memberi sumber mata air sesuai jumlah suku. Juga mendapatkan makanan dan minuman dengan mudah, serta membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan pembunuhan massif yang dilakukan manusia terjahat (Fir’aun).

Bahkan Allah menyelamatkan mereka dari pengejaran dan proses pembunuhan dari Fir’aun.

Pada saat terjepit itu, Allah menenggelamkan Fir’aun beserta bala tentaranya.
Melihat dan menyaksikan secara langsung kenikmatan besar itu tidak membuat Bani Israil bersyukur dan bahkan menjadi kaum yang terkenal dengan pembangkangan terhadap perintah rasul-Nya.

Bahkan mereka banyak melakukan pembunuhan nilai-nilai profetik, serta menentang terhadap dakwah nabi yang bertentangan dengan keinginan dan kepentingannya.

Bahkan saat ini keturunan Bani Israil inilah (bangsa Israel) merupakan bangsa yang menjadi pelopor dalam menciptakan kerusakan, penjajahan, dan pembunuhan terhadap negeri-negeri muslim. (*)

Surabaya, 29 Januari 2024

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini