UM Surabaya

Persiapan Bekal Ramadan

Bekal apa yang perlu kita siapkan dalam menyambut bulan suci Ramadan? Tentu harus disiapkan, jangan asal. Tentu juga bukan bekal seperti resep kue, belanja ke pasar dan lain sebagainya.

Bulan Ramadan memiliki banyak keutamaan, sehingga sudah seharusnya kita berjuang untuk mendapatkan keutamaan itu.

Semoga dengan persiapan bekal yang matang, kita bisa memaksimalkan diri kita untuk memperoleh keutamaan-keutamaan bulan suci Ramadhan. Berikut 3 bekal yang kita persiapkan,

1. Bekal Ilmu

Agar ibadah kita menuai manfaat, berfaedah, dan tidak asal-asalan kita perlu tahu ilmunya. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,

“Barang siapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf, hal. 15).

Tidak tahu akan hukum puasa, bisa jadi puasa kita rusak. Tidak tahu apa saja hal-hal yang disunahkan saat puasa, kita bisa kehilangan pahala yang banyak.

Tidak tahu jika maksiat bisa mengurangi pahala puasa, kita bisa jadi hanya dapat lapar dan dahaga saja saat puasa.

Tidak tahu jika zikir bareng-bareng entah sehabis salat lima waktu atau di antara tarawih atau sehabis witir, itu tidak ada dalilnya, akhirnya yang didapat hanya rasa capek karena tidak menuai pahala.

Ingatlah syarat diterimanya ibadah bukan hanya ikhlas. Ibadah bisa diterima jika mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, alias ada landasan dalilnya.

2. Memperbanyak Tobat

Inilah yang dianjurkan oleh para ulama kita. Sebelum memasuki bulan Ramadan, perbanyaklah tobat dan istighfar. Semoga di bulan Ramadan kita bisa menjadi lebih baik.

Kejelekan dahulu hendaklah kita tinggalkan dan ganti dengan kebaikan di bulan Ramadan.
Ingatlah bahwa syarat taubat yang dijelaskan oleh para ulama sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir rahimahullah:

“Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya/ mengembalikannya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14:61).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini