Jamaah Salat Subuh di Masjidil Haram Membeludak
Suasana salat Tahajud di Masjidil Haram pada malam 21 Ramadhan, Rabu (12/3/2023). foto: gph.gov.sa

Padat dan penuh sesak. Itulah yang terlihat saat jamaah memadati di Masjidil Haram saat salat subuh. Mereka sangat antusias meraih keutamaan pahala besar di sepertiga terakhir di bulan Ramadan.

Pada sepuluh hari terakhir, salat Tahajud di Masjidil Haram dimulai pada pukul 00.30 waktu setempat atau pukul 04.30 WIB.

Pada tanggal 1-20 Ramadhan, hanya diadakan salat tarawih dan witir saja setelah salat isya. Namun, pada 10 hari terakhir, salat witir digeser, menjadi setelah salat Tahajud.

Rata-rata, jamaah datang dua jam sebelum salat subuh. Mereka datang jamaah masjid berdatangan dari berbagai penjuru.

Untuk sahur, ada jamaah yang melaksanakan di masjid, khususnya bagi mereka yang itikaf di masjid. Namun ada pula yang sahur dari tempat mereka menginap.

Jamaah sudah memenuhi Masjidil Haram sejak sebelum salat subuh. Bahkan banyak di antara jamaah yang tidak dapat akses masuk karena padatnya jamaah di dalam masjid.

Orang-orang yang ingin melakukan tawaf, melakukannya di lantai atas karena lantai bawah sudah penuh dengan jamaah.

Membuludaknya jamaah ini tak lepas dari kebijakan Arab Saudi yang telah melonggarkan pembatasan bagi jamaah yang ingin beribadah di dua masjid suci, Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyampaikan informasi jia jamaah tidak memerlukan izin khusus untuk salat di dua masjid suci selama 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Syaratnya jamaah tidak memiliki infeksi virus corona atau kontak dengan orang yang terinfeksi virus

Mendekati salat subuh masjid sudah penuh sesak. Setelah salat subuh, di antara mereka, tidak langsung pulang tetapi menunggu waktu syuruk.

Syuruk merupakan waktu matahari terbit. Untuk menunggu syuruk, mereka berzikir, membaca Alquran, membaca zikir pagi, dan sebagainya.

Mereka yang melakukan salat syuruq setelah menunggu salat subuh, maka mendapat pahala sebagai sabda nabi:

“Siapa saja yang salat subuh secara berjamaah, kemudian duduk dengan berzikir kepada Allah sampai terbit matahari, kemudian salat dua rakaat maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR at-Tirmidzi. Hadits Hasan). (*)

Penulis: Dr. SLAMET MULIONO REDJOSARI, Wakil Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Jawa Timur

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini