Dalam pandangan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas, yang dibutuhkan oleh bangsa ini selain demokrasi politik adalah demokrasi ekonomi.
Menurutnya, demokrasi politik selalu ramai diperbincangkan di ruang-ruang publik, lebih-lebih menjelang Pemilu lima tahunan. Padahal, terdapat fakta lain yang lebih mencekam yaitu tersendatnya demokrasi ekonomi di bangsa Indonesia.
“Tetapi, hal inilah yang tidak terlihat akhir-akhir ini, karena fenomena yang mengemuka adalah yang kaya semakin kaya bahkan peningkatan kekayaannya tumbuh berkali-kali lipat,” ungkap Anwar Abbas dikutip pada Kamis (2/1/2024).
Angka ketimpangan yang terjadi di Indonesia begitu curam, kekayaan segelintir manusia menyamai kekayaan jutaan manusia yang lain. Realitas tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia global sekarang.
“Sementara mereka yang ada di lapis bawah tampak masih terseok-seok dan terkurung dalam kemiskinan yang melilitnya yang jumlahnya masih sangat besar yaitu 25,9 juta jiwa,” imbuhnya.
“Di sinilah ironi itu terjadi sehingga kemiskinan yang telah menjerat masyarakat, dan kata Nurcholish seringkali telah menenggelamkan demokrasi itu sendiri,” sambungnya.
Oleh karena itu, Anwar Abbas menjelaskan jika ingin demokrasi berjalan di negeri ini sesuai dengan yang diharapkan–maka seperti dikatakan Bung Hatta pembangunan demokrasi politik harus sejalan dengan pembangunan demokrasi ekonomi.
Demokrasi ekonomi menurutnya menjadi suatu yang tidak terlihat di dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang sedang dijalani, karena banyak kebijakan yang dibuat oleh pemerintah telah melenceng dari amanat konstitusi.
Anwar Abbas memandang, setiap kebijakan yang semestinya bertumpu pada konstitusi untuk menciptakan kemanfaatan bersama diterobos untuk kepentingan sesaat, dan bagi kelompok tertentu saja.
Demokrasi ekonomi merupakan aktualisasi dari konstitusi, lebih-lebih sila kelima dari Pancasila. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, masih menjadi sila yatim piatu yang tidak pernah diperhatikan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News