Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Alumni Mu’allimin Mu’allimaat Muhammadiyah (DPP IKMAMM) sambut pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 dengan mengadakan acara IKMAMM Bicara Pemilu.
Acara yang mengambil tajuk “Diaspora di Pesta Demokrasi 2024” tersebut diselenggarakan di Office 858, Prawirotaman, Yogyakarta, Kamis malam (1/2/2024).
Kegiatan diskusi IKMAMM Bicara Pemilu diikuti 40 peserta yang terdiri alumni Madrasah Mu’allimin mulai angkatan 2012 hingga 2023. Hadir pula Abduh Zulfikar (calon legislatif PAN dari Kabupaten Sleman, alumni Mu’allimin tahun 2010) dan Riemas Ginong (calon legislatif PAN Kabupaten Kulonprogo, alumni Mu’allimin tahun 2013).
Selain itu, DPP IKMAMM juga menghadirkan tiga pembicara pendukung Pasangan Calon (Paslon) Calon Presiden (Capres), di antaranya Sholahuddin Al Ayubi alumni Mu’allimin Tahun 2016 yang mendukung Paslon 01, Racha Julian alumni Mu’allimin Tahun 2018 yang mendukung Paslon 02, dan Alma Najmia Alumni Mu’allimaat tahun 2016 yang mendukung Paslon 03.
Nabhan Mudrik Alyaum selaku Ketua DPP IKMAMM menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari wujud pengindahan arahan ayahanda Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, bahwa PP Muhammadiyah dalam konteks Pemilu 2024 bersikap netral aktif.
”Saya selaku Ketua DPP IKMAMM menyampaikan kalo acara ini adalah wujud dan bagian jika Alumni Mu’allimin dan Mu’allimaat mengindahkan ayahanda PP Muhammadiyah, harus netral aktif. Benar jika kita tidak diperkenankan membawa atribut Persyarikatan dalam terjun sebagai bagian tim pada konstelasi Pemilu 2024. Akan tetapi, secara individu, alumni Mu’allimin dan Mu’allimaat perlu mempertimbangkan untuk berdiaspora menjadi bagian dari aktor dalam Pemilu 2024,” ucap Nabhan.
Dalam kesempatan yang serupa, Al panggilan akrab Sholahuddin Al Ayubi, menyampaikan selaku alumni Mu’allimin dan pendukung Paslon 01, bahwa diaspora kader Mu’allimin di paslon 01 adalah bentuk ikhtiar anak panah Muhammadiyah dalam berkiprah di dunia politik.
Betul jika anak muda menawarkan idealisme dan masa depan, tapi kader Mu’allimin Muhammadiyah juga menawarkan integritas. Perubahan tidak akan terwujud tanpa idealisme dan integritas,” kata Al Ayubi.
Racha Julian selaku pendukung 02 dan juga aktif relawan Bergerak 1912, menyampaikan, sebagai warga Muhammadiyah kita ini harus sama-sama belajar dewasa dalam berpolitik. Kalau teman kita beda pilihan dengan kita bukan berarti mereka adalah musuh kita.
“Masa kalau tidak sama-sama pilih “A” diartikan ‘mangkir’ dari prinsip Muhammadiyah. Sedangkan kalau kita sama dengan teman kita milih A, atau bahkan kita mendeklarasikan ke publik soal pilihan yang sama yaitu A, maka baru kita akan dinilai “Jihad Politik”, “Diaspora Kader” dan lainnya. Menurutku kurang aja sih kalau cara pikirnya masih kayak gitu,” ujar Raju.
Alma selaku alumni Mu’allimaat dan pendukung 03 dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kader Muhammadiyah memperhitungkan Capres yang akan dipilih, adalah capres yang memiliki sejalan dengan visi Muhammadiyah.
”Sebagai kader Muhammadiyah, sepatutnya kita memilih paslon dan caleg yang memiliki visi sejalan dengan Persyarikatan sehingga kelak setelah pemimpin baru dilantik, Muhammadiyah tetap mendapatkan porsi yang seimbang dalam penentuan kebijakan,” tutur Alma. (faiz arwi)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News