*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Allah akan menghinakan para hamba yang merendahkan syariat-Nya ketika mereka hidup. Penghinaan Allah itu dengan mempertontonkan aib yang pernah dilakukannya.
Sedemikian luas aib ini diumbar namun tidak sedikit manusia yang melakukan kejahatan sebagaimana dilakukan Fir’aun.
Fir’aun dan Aib
Allah mempertontonkan hamba-Nya yang sombong dan berperilaku buruk ketika datang peringatan kepadanya.
Berbagai bukti kebenaran telah dihadirkan, namun sikap angkuh dan congkak justru yang muncul.
Itulah gambaran balasan Allah kepada Fir’aun, sosok manusia sombong, congkak yang menciptakan ketakutan pada masyarakatnya, berbuat zalim dan dukung oleh semua elite yang berada di sampingnya.
Kezaliman itu Allah balas dengan memperlihatkan jasadnya kepada seluruh manusia setelahnya.
Manusia berduyun-duyun melihat jasadnya yang tak berdaya sementara dahulu dia manusia, ketika berkuasa, berhati iblis dan senantiasa membuat rakyatnya tercekam.
Allah mengabadikan hal itu sebagaimana firman-Nya:
فَا لْيَوْمَ نُـنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ اٰيَةً ۗ وَاِ نَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّا سِ عَنْ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوْنَ
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS. Yunus : 92)