Firaun merupakan satu satunya ciptaan Allah yang mengaku sebagai tuhan. Ini merupakan kejahatan besar dan tidak bisa ditolerir. Betapa tidak, dia adalah manusia yang tidak berbuat apapun kecuali hanya menikmati fasilitas Allah.
Apa yang dipertontonkan Allah dengan jasad itu merupakan pelajaran berharga agar manusia mengambil pelajaran dan menghentikan praktik kejahatan yang telah dilakukannya.
Namun kebanyakan manusia tidak berhasil mengambil pelajaran bernilai ini.
Betapa tidak banyak manusia yang mempraktikkan perbuatan jahat seperti mengancam, mengusir dan bahkan membunuh manusia.
Bahkan banyak manusia yang mengagungkan pimpinannya untuk mendapatkan fasilitas. Mengejar duniawi dan kekuasaan dengan mendekatkan dirinya pada penguasa, baik dengan menjilat atau mengorbankan orang lain.
Bahkan tidak sedikit manusia untuk mencari muka pada pemimpinnya, membenarkan, atau minimal mendiamkan, perkataan pemimpinnya yang berbuat salah.
Alquran ingin menghentikan praktik kehidupan Fir’aun dengan mengabadikan jasadnya namun sangat sedikit manusia yang mau dan mampu mengambil pelajaran.
Betapa banyak manusia yang menentang perilaku Fir’aun tetapi justru mempraktekkan pola kekuasaan ala Fir’aun seperti menabrak aturan, melanggar norma bernegara sehingga menciptakan kekacauan di negaranya.
Bahkan bisa berbuat apa saja tanpa ada yang bisa menghalanginya. Allah menghendaki agar manusia menghentikan praktek berkuasa ala Fir’aun.
Alih-alih berhenti, manusia justru meniru dan dan melakukannya guna mewujudkan ambisi kekuasaan dan memimpin semena-mena. (*)
Mojokerto, 4 Februari 2024
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News