Hilman Latif:  Kita Kaya, Tapi Tidak Tahu Angka Kekayaan Kita
Prof Hilman Latif

Bendahara Umum PP Muhammadiyah Hilman Latif membuka Workshop Penyusunan RAPBM dan Sistem Informasi Akuntansi bagi Persyarikata Muhammadiyah, Sabtu (3/2/2024). Kegiatan berlangsung di Aula Kiai Mas Mansyur Gedung PWM Jawa Timur di Surabaya itu diikuti perwakilan dari 10 PWM.

Dalam kesempatan tersebut, Hilman mengingatkan besarnya aset Muhammadiyah, meskipun belum diketahui betul berapa besarnya aset tersebut.

“Kita sudah 100 tahun, yang artinya sudah mempunyai banyak aset yang kita miliki. Meskipun kita tidak tahu betul berapa aset yang kita miliki itu, berapa triliun di Riau, berapa triliun yang ada di Sulawesi Selatan, juga berapa triliun di Jawa Barat dan berapa triliun di DIY,” jelasnya.

Dia menambahkan apalah arti kekayaan tanpa mengetahui nilainya. “Kita kaya, tapi tidak tahu angka kekayaan kita, ini yang kita dorong ke depan, betapa tidak beruntungnya orang yang tahu kekayaannya, ada banyak, tetapi tidak tahu seberapa banyak, dan bingung dengan kebanyakan itu mau diapakan ke depannya,” tambahnya.

Menurut Hilman, perencanaan keuangan adalah hal terpenting dalam sebuah organisasi. Dengan perencanaan keuangan dapat menetapkan target-target organisasi, dan mengukur kekuatan keuangan yang dimiliki dalam satu periode keuanngan.

“Tidak hanya itu, perencanaan keuangan juga dapat dijadikan dasar sebagai evaluasi keuangan. Tidak hanya perencanaan keuangan, Sistem Informasi Akuntansi juga penting. Dengan keadaan serba digitalisasi maka pengelolaan keuangan hendaknya juga sudah melaksanakan digitalisasi,” jelasnya.

Guru Besar Filantropi Islam itu membayangkan, betapa indahnya kalau tahun depan para pimpinan di jajaran Muhammadiyah ketika rapat, AUM-nya ada berapa, penghasilannnya berapa, anggaran kita tahun ini berapa.

“Coba Jatim berapa operasionalnya dalam setahun, untuk pembangunan berapa, punya piutang berapa, semua sudah terdeteksi,” harapnya.

Hilman lantas mengingatkan betapa pentingnya workshop yang akan berlangsung dua hari ini. Untuk itu, pihaknya minta agar peserta workshop minimal 3 orang. Itu terkait pembagian pekerjaan di level kebijakan, tim teknis, tim operasional.

“Jadi nantinya untuk urusan teknis, mestinya dikerjakan tim tersendiri, pimpinan tinggal mengawasi,” jelasnya.

Hilman juga mengingatkan, workshop ini untuk menyatukan seluruh aset Muhammadiyah untuk ditarik ke pusat, tapi lebih pada konsolidasi di system dan pelaporan. Dan pelaporan keuangan di seluruh tingkatan Muhammadiyah sudah standar. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini