*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Allah mengutus Nabi Musa dengan berbagai kelembutan hati dan sikap untuk menasehati sosok raja yang tercongkak dan terbengis.
Dengan kelembutan itu, Nabi berhasil membebaskan Bani Israel dari perbudakan, serta meruntuhkan kedudukan Fir’aun yang amat kokoh di tengah kerapuhan mental elite sekitarnya.
Kelembutan risalah profetik di dibawakan Nabi Musa berhasil menghinakan penguasa yang sangat dzalim di muka bumi ini.
Musa dan Pembebasan Bani Israel
Allah mengutus Nabi Musa untuk menghadapi Fir’aun yang begitu sombong dan congkak.
Sifat lembut dan sabar mengiringi Nabi Musa dalam menjalankan tugas suci menghadapi manusia yang paling keras hatinya.
Kekerasan hati inilah yang membuat firaun menolak kebenaran, namun berhasil diruntuhkan dengan kelemahlembutan dan kesabaran.
Allah memanggil
Allah secara khusus Nabi Musa untuk melaksanakan tugas suci itu sehingga berhasil menghentikan kesombongan Fir’aun berbagai tindakan kejahatan sosial.
Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :
فَأْتِيٰهُ فَقُوْلَاۤ اِنَّا رَسُوْلَا رَبِّكَ فَاَ رْسِلْ مَعَنَا بَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ ۙ وَلَا تُعَذِّبْهُمْ ۗ قَدْ جِئْنٰكَ بِاٰ يَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ ۗ وَا لسَّلٰمُ عَلٰى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدٰى
“Maka pergilah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dan katakanlah, “Sungguh, kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah engkau menyiksa mereka. Sungguh, kami datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.” (QS. Ta-Ha : 47)
Fir’aun Tebar Ancaman
Ketika datang kebenaran kepadanya, Fir’aun justru bersikap angkuh dan mengancam mereka yang beriman kepada Nabi Musa. Fir’aun menebar ancaman kepada mereka yang goyah keimanan atas dirinya.
Hal ini ditunjukkan ketika para tukang sihir beriman kepada Musa, dan Fir’aun pun menghukumnya dengan disalib dan dipotong tangan dan kaki mereka secara silang.
