*) Oleh: Donny Syofyan,
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Salah satu cara untuk membuka jendela perspektif atau sudut yang berbeda adalah dengan membaca berbagai buku.
Buku-buku tentang satu bidang akan memberi kita satu pintu untuk melihat dunia. Beberapa buku di bidang lain akan membukakan kita jendela lain untuk memahami dunia.
Itu juga terkait dengan kitab suci agama-agama dunia. Bayangkan beberapa orang mendatangi Anda dan berkata, “Saya tidak perlu membaca Alquran karena saya sudah tahu tentang kitab-kitab suci.”
Anda mungkin akan berpikir bahwa orang itu berpikiran tertutup. Bagaimana mereka akan mengetahui Alquran tanpa membacanya? Demikian juga kebalikannya dengan umat Islam.
Bagaimana umat Islam akan memahami kitab suci agama lain jika kita tidak diizinkan membacanya?
Allah berfirman, “Katakanlah (Muhammad), Maka bawalah Taurat lalu bacalah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS 3: 93).
Jadi, jika orang lain membuat klaim, Alquran membalas mereka dan perintah kepada umat Islam adalah untuk berujar kepada mereka, “Bawa kitab suci Anda dan ayo baca di sini. Mari kita lihat apakah apa yang Anda katakan itu benar.”
Itu berarti bahwa Muslim dan non-Muslim membaca kitab suci non-Muslim bersama-sama. Ini sesuatu yang menyegarkan untuk saling belajar.