UM Surabaya

Ayat ini bersifat umum , mencakup semua manusia sebelum Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, termasuk Nabi Khidhir alaihissallam.[12]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Perang Badar beliau berdoa:

اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ

“Ya Allah, jika Engkau mengalahkan kelompok Islam ini, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini.” (HR.Muslim).[13]

Hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi Khidhir alaihissallam sudah meninggal dunia. Andai kata beliau masih hidup di waktu itu, maka Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berkata:

“Maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini”, karena masih ada orang yang beribadah Allah Subhanahu wa Ta’ala di bumi ini yaitu Nabi Khidhir Alaihissallam.[14]

Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

أَرَأَيْتَكُمْ لَيْلَتَكُمْ هَذِهِ فَإِنَّ عَلَى رَأْسِ مِائَةِ سَنَةٍ مِنْهَا لاَ يَبْقَى مِمَّنْ هُوَ عَلَى ظَهْرِ الأَرْضِ أَحَدٌ

“Lihatlah malam kalian ini, maka sesungguhnya tidak ada seorang pun di atas bumi ini yang tersisa hidup setelah seratus tahun (dari malam ini).” (HR. Muslim)[15]

Hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi Khidhir alaihissallam sudah meninggal dunia. Seandainya beliau masih hidup di malam itu, maka wafat beliau tidaklah lebih dari seratus tahun (dihitung dari malam tersebut).[16] Jika demikian, maka beliau sekarang sudah meninggal dunia.

Seandainya Nabi Khidhir alaihissallam masih hidup di zaman Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pasti dia akan datang kepada Rasulullah, beriman kepadanya dan mengikutinya, menolong dakwahnya serta berjihad di bawah tampuk kepimpinannya, karena Rasullah telah bersabda:

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوْسَى كاَنَ حَيًّا مَا وَسَعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِيْ “  رواه أحمد.

“Demi Zat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, seandainya Musa masih hidup, maka tidak ada pilihan bagi dia kecuali mengikutiku.” (HR.Ahmad)[17]

Jika hal ini dikatakan kepada Nabi Musa alaihissallam (padahal kedudukan beliau ma’rûf di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai disebut sebagai Kalîmullâh), kemudian bagaimana mungkin Nabi Khidhir alaihissallam tidak mengikuti Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika beliau masih hidup.[18]

Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah mengambil perjanjian dari para nabi yaitu jika telah datang kepada mereka seorang rasul, maka mereka harus menolongnya.[19]

Hal tersebut merupakan sebab yang sangat besar dalam menarik hati Ahli kitab untuk memeluk Islam (jika Nabi Khidhir alaihissallam datang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).[20]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُم مِّن كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنصُرُنَّهُ ۚ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَىٰ ذَٰلِكُمْ إِصْرِي ۖ قَالُوا أَقْرَرْنَا ۚ قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُم مِّنَ الشَّاهِدِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Allah Subhanah wa Ta’ala mengambil Perjanjian dari Para nabi: “Sungguh, apa saja yang aku berikan kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini