Fenomena alam yang terjadi di seluruh dunia menurut merupakan suatu sistem yang dipergilirkan oleh Allah SWT.
Merujuk Fikih Kebencanaan yang dirilis oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, bahwa musibah dapat dimaknai dalam dua bentuk, yakni bencana dalam bentuk yang buruk sebaliknya juga bisa melalui bentuk-bentuk yang baik.
Oleh karena itu, sepatutnya umat manusia harus menanggapi masalah tersebut dengan cara yang baik.
Indonesia sebagai negara dengan berbagai macam potensi bencana, konsep atau pemahaman tersebut penting untuk dimiliki sebagai bagian untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat, sekaligus mengurangi risiko bencana.
Maka, sebagai umat Islam, saya juga ingin mengajak warga desa yang kebetulan jamaah. Oleh karena itu, melalui gerakan jamaah tangguh diupayakan untuk mengurangi risiko bencana.
Mainstreaming ini perlu digalakkan. Sebab kenyataannya di masyarakat masih rendah pemahaman tentang pengertian bencana.
Bencana yang terjadi bukan sebuah hukuman dari Allah SWT. Melainkan terjadinya bencana tidak bisa dilepaskan dari ulah tangan manusia. (*)
(Disarikan dari ceramah Budi Setiawan di Lembaga Resiliensi Bencana PP Muhammadiyah, 13 April 2023)