Solusi Menghadapi Puber Kedua
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapi midlife crisis, diawali dengan terlebih dahulu menyadari perubahan tersebut, sehingga sedari dini dia berusaha mengatasinya.
Kemudian dia mencari dukungan orang terdekat. Peran pasangan di fase ini sangat dibutuhkan, seperti memberikan perhatian yang lebih, berusaha mengkomunikasikan tentang hal-hal yang dia inginkan.
Di antara caranya adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat atau berusaha menyalurkannya melalui hobinya, sehingga disibukkan dari hal yang tidak bermanfaat, alih-alih berbuat aneh-aneh.
Pasangan perlu memaklumi dan mengizinkannya, karena dengan seperti itu dia bisa terhindarkan dari perilaku yang tidak baik.
Solusi lain tentu saja menumbuhkan ketakwaan dalam hati, karena ketakwaan itulah yang bisa menghindarkan seseorang dari berbuat maksiat, dari berbuat zina, dan selingkuh dengan wanita lain.
Puber adalah sebuah fase perubahan dalam hidup yang terjadi secara drastis dan signifikan. Biasanya puber melibatkan gejala hormonal, perubahan fisik, serta emosional seseorang.
Puber biasa terjadi pada usia remaja, baik pada laki-laki maupun perempuan. Nah, bagaimana dengan puber kedua?
Puber kedua hanya merupakan fenomena psikologi yang dialami seseorang sebagai bagian dari perubahan fase dalam hidupnya.
Setiap manusia pasti akan mengalami perkembangan psikologi. Mulai dari fase anak-anak, remaja, dewasa muda, dan dewasa senior.
Masing-masing pada fase perkembangan itu biasanya terjadi perubahan-perubahan besar, secara fisik, psikologis, maupun sosial.
Seseorang yang memasuki periode puber kedua biasanya berusia sekitar 40 tahun ke atas. Pada periode tersebut seorang pria biasanya telah memasuki masa dewasa dengan tingkat kematangan dan kemapanan hidup yang mumpuni.
Rata-rata pria diasumsikan telah hidup dengan kondisi keuangan yang sudah stabil, serta jenjang karir, dan kehidupan keluarga yang mapan pada rentang usia tersebut.