*) Oleh: Mohammad Sholihin Bengkulu,
Ketua Majelis Tabligh PDM Kota Bengkulu
Pada 14 Februari 2024 adalah momen yang mendebarkan bagi muslim di NKRI. Momen yang sangat mulia ini tidak dipahami oleh muslim yang memiliki jumlah mayoritas di negeri ini. Yaitu, momen pemilihan pemimpin yang belum dipahami oleh mayoritas muslim di negeri ini.
Momen penentu eksistensi agama dan dan generasi. Sampai hari ini muslim masih terbuai dengan kondisi politik yang belum mendidik.
Tertipu dengan kondisi yang menjauhkan muslim supaya tidak paham untuk apa memilih pemimpin.
Dalam pemilihan pemimpin, Islam memberi rambu-rambu yang jelas. Siapa pemimpin itu dan seperti apa. Setidaknya perhatian terhadap beberapa perintah.
Pertama, standar muslim memilih pemimpin dilihat dari salatnya. Ketika sama-sama melakukan salat lihat kuantitas salatnya, setelah itu lihat kualitasnya. Ini barometer utama.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَٰوةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَٰوةَ وَهُمۡ رَٰكِعُونَ
“Sesungguhnya penolongmu (pemimpinmu) hanyalah Allah, rasul-nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah).” (QS. al-Ma’idah: 55)