“Kita telah kembali dari jihad kecil dan menuju jihad besar, para sahabat bertanya, apakah jihad besar itu. Berkata; seorang hamba memerangi hawa nafsunya.” (HR. Baihaqi (373)
Nafsu yang ada pada diri kita harus mampu kita kendalikan dengan senantiasa berzikir kepada Allah Azza wa Jalla, salat, memohon pertolongan dan petunjuk dari-Nya ke jalan yang benar dan diridai-Nya.
Allah Azza wa Jalla mencela ittiba’ul hawa (mengikuti hawa nafsu) di beberapa ayat yang banyak dalam Alquran, di antaranya adalah firman-Nya:
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS. Al-Furqaan: 43)
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jaatsiyah: 23)
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Maka jika mereka tidak menjawab tantanganmu ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka belaka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Qashash: 50)
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita. Sehingga kita tetap istikamah, senantiasa mengendalikan hawa nafsu dari kenikmatan sesaat agar merasakan kenikmatan hakiki beribadah kepadanya-Nya untuk meraih rida-Nya.
Aamiin Ya Rabb. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News