UM Surabaya

Demikianlah pentingnya kedudukan ilmu dalam konteks kehidupan sehari-hari apalagi mendalami ilmu agama dikaitkan dengan ingin mengamalkan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya untuk kebaikan dunia dan kebaikan Akhirat.

Ingin dunia dengan ilmu, ingin akhirat dengan ilmu dan ingin keduanya dengan ilmu. Jelas dan tegas firman Allah dan Sabda Nabi Muhammad saw.

Ketiga, langkah ketiga persiapan yang perlu dilakukan adalah menyiapkan jasadiyah atau fisik bin raga badan.

Karena puasa Ramadan ini bukan menyangkut mental saja akan tetapi termasuk puasa badan atau fisik selama satu (1) bulan penuh. Dengan demikian keduanya harus dipersiapkan secara semetris, keseimbangan.

Hadis riwayat Muslim dan Ibnu Majah serta Baihaqi, Nabi bersabda:

”Bahwa Mukmin yang yang kuat (Fisik, Ekonomi, Ilmu) lebih disukai Allah ketimbang seorang mukmin yang lemah”. Dalam pepatah Arab dikatakan bahwa al-Ilmu salim fi jismis salim (ilmu akan sehat terdapat dalam badan yang sehat).” 

Tak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini. Cukup menjadi pelajaran bagi seseorang yang ingin menunaikan ibadah Umrah dan Haji dibutuhkan fisik yang cukup prima. Jadi tidak hanya ada uang saja yang perlu dipersiapkan, akan tetapi termasuk fisiknya. Demikian dengan melaksanakan ibadah Puasa Ramadhan.

Keempat, persiapan yang harus benar dilakukan adalah masalaha Maliyah atau uang bin duit.

Mengapa ini perlu dipersiapkan dengan baik dan benar karena selama satu bulan penuh melaksanakan puasa Ramadan memerlukan faktor asupan gizi yang seimbang dan yang berkualitas.

Lima sehat enam sempurna, faktor protein dan karbohidrat serta susu yang semua ini membutuhkan kemampuan ekonomi dan financial yang memadai.

Kisah berikut ini barangkali dapat menginspirasi pembaca. Guru-guru penulis terdiri dari para Ulama Betawi biasanya mereka menyiasati masalah ini dengan cara menabung selama 11 bulan untuk persiapan selama sebulan penuh bulan Ramadan.

Dengan demikian orang-orang Betawi tidak begitu dikejar “mengais” rezeki sehingga mereka tak disibukkan urusan dunia dan dengan tenang dapat melaksanakan ibadah puasa Ramdhan sebulan penuh. Artinya dalam konteks ini orang-orang Betawi termasuk manusia modern versi Prof. Alex dari Harvard University, yaitu salah satu ciri manusia modern adalah sikap hidup menabung sudah menjadi habitnya.

Masukan penulis marilah selama bulan Rajab dan Sya’ban ini menerapkan pola hidup sehat dengan beragam cara ditambah catatan jangan sampai lupa melatih mental dengan puasa-puasa sunnat, tobat dan menjaga dosa tersembunyi serta terbuka selain melatih fisik dengan olah raga yang teratur. Bagi yang sudah aki-aki dan ninik-ninik upayakan menghindari minum yang bersifat soda dan air es.

Penutup

Apa yang bisa disimpulkan dari tulisan yang bersifat singkat ini adalah, pertama, mari dilaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Insya Allah pasti banyak hikmah didapat untuk kebaikan dunia dan akhirat dan tidak perlu diragukan kebenaran firman Allah dan Sabda rasul-Nya yang sahih di atas.

Kedua, tulisan ini mengajak mari hidup jangan menentang sunatullah karena akan berakibat buruk bagi seseorang karena melawan alam. Main air basah, main api terbakar, hemat bakal kaya, rajin bakal pandai. Demikian juga dengan contoh-contoh yang sudah diberikan pada narasi dan tulisan ini.

Ketiga, bagi siapa yang mengamalkan apa yang disarankan dalam tulisan ini artinya bahwa sudah melaksanakan sunatullah dan sunah Rasulullah. Tentulah imbalannya kebaikan dunia dan pahala akhirat. Selamat menyambut Puasa Ramadhan tahun 1445 H/2024.

Allah ‘Alam bi as-Shawab. (*)

*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini