Dalam ayat lain, Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:
“Berpeganglah kalian semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah kalian bercerai-berai…” (QS Ali Imran : 103)
Imam Ibnu Katsir menyatakan bahwa tali Allah (habl Allâh) adalah Alquran yang diturunkan dari langit ke bumi. Siapapun yang berpegang teguh pada Alquran berarti ia berjalan di atas jalan lurus.
Ayat tersebut merupakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada mereka untuk berpegang pada al-jamâ‘ah (persatuan) dan melarang mereka dari tafarruq (bercerai- berai).
Dari sini terang sekali bahwa keterceraiberaian tersebut disebabkan Islam tidak dijadikan sebagai pegangan dalam mengatur kehidupan. (Ibn Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, I/477)
Agar kaum Muslim tidak tercerai-berai dari Islam sebagai jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Alquran menegaskan:
“Yang diperintahkan ini adalah jalanku yang lurus. Karena itu ikutilah jalan tersebut dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalanNya. Yang demikian adalah diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa.” (QS. al-An‘am : 153)
Ayat di atas dengan terang menunjukkan bahwa jika umat Islam tidak benar- benar mengikuti jalan Islam, malah justru mengikuti jalan-jalan yang bertolak belakang dengan Islam, niscaya jalan-jalan yang bukan berasal dari Islam tersebut akan menceraiberaikan mereka dari jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Itulah sebetulnya yang, disadari atau tidak, dialami kaum Muslim saat ini saat mereka memilih sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) sebagai jalan hidup mereka.
Kedua, dDlil as-sunnah. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam antara lain bersabda:
“Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan satu bangunan. Sebagiannya menguatkan sebagian lainnya.” (HR Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ahmad)
Sebaliknya, banyak hadis yang melarang kaum Muslim untuk menyerukan perpecahan atas dasar ‘ashabiyah. Di antaranya sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam berikut:
“Tidak termasuk golongan kami orang yang menyerukan ‘ashabiyah. Tidak termasuk golong kami orang yang berperang atas dasar ‘ashabiyah. Tidak termasuk golongan kami orang yang mati di atas dasar ‘ashabiyah.” (HR Abu Dawud)