UM Surabaya

Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุดูŽูŠู’ุกูŒ ุฃูŽูƒู’ุฑูŽู…ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฏู‘ูุนูŽุงุกู

“Tidak ada yang lebih mulia di hadapan Allah daripada doa.” (Shahรฎh Sunan At-Tirmidzi, no. 2684)

Karena dengan berdoa, seorang hamba menampakkan kelemahan, kefakiran, kehinaan dan pengakuan akan kekuatan dan kekuasaan Allah Azza wa Jalla…

Sedangkan ibadah disyariatkan tidak lain adalah sebagai wujud ketundukan dan menampakkan kefakiran di hadapan Allah Taala Sang Pencipta.

Dan kala seorang hamba meninggalkan doa, tidak mau memohon kepada Allah Azza wa Jalla, sejatinya itu adalah bentuk kesombongan dan kecongkakan, merasa tidak butuh kepada pemberian dan rahmat Allah Azza wa Jalla. Dan ini bentuk kelancangan hamba terhadap Rabbnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa dan meminta kepada Allah Azza wa Jalla agar dikaruniai rezeki yang baik dan meminta perlindungan dari kemiskinan. Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bila telah salam dari shalat Subuh, beliau berdoa,

ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅู†ู‘ููŠ ุฃูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุนูู„ู’ู…ู‹ุง ู†ูŽุงููุนู‹ุง ูˆูŽุฑูุฒู’ู‚ู‹ุง ุทูŽูŠู‘ูุจู‹ุง ูˆูŽุนูŽู…ูŽู„ุงู‹ ู…ูุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ุงู‹

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima.” (Sahรฎh Sunan Ibni Majah, no.753).

Beliau juga memanjatkan doa berikut:

ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ููŠ ุฃูŽุนููˆุฐู ุจููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ููŽู‚ู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูู„ู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ูู„ู‘ูŽุฉู

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekurangan dan kehinaan.” (Sahรฎh al-Jรขmiโ€™ ash-Shaghรฎr, no. 1287)

Manusia akan kuat dan terhormat kala ia tidak mengadukan kesusahannya dan menyerahkan urusannya kepada sesamanya.

Ia akan menjadi mulia ketika ia adukan keperihannya dan menyerahkan urusannya kepada Allah Azza wa Jalla; Dzat Yang Maha Kuasa mendatangkan manfaat dan menampik mudarat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุฒูŽู„ูŽุชู’ ุจูู‡ู ููŽุงู‚ูŽุฉูŒ ููŽุฃูŽู†ู’ุฒูŽู„ูŽู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู„ูŽู…ู’ ุชูุณูŽุฏู‘ูŽ ููŽุงู‚ูŽุชูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุฒูŽู„ูŽุชู’ ุจูู‡ู ููŽุงู‚ูŽุฉูŒ ููŽุฃูŽู†ู’ุฒูŽู„ูŽู‡ูŽุง ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽูŠููˆุดููƒู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู‡ู ุจูุฑูุฒู’ู‚ู ุนูŽุงุฌูู„ู ุฃูŽูˆู’ ุขุฌูู„ู

“Barang siapa ditimpa kefakiran, lalu ia adukan kepada manusia, maka kebutuhannya tidak akan dipenuhi. Dan barang siapa yang dikenai kefakiran lalu ia adukan kepada Allah Azza wa Jalla dan ia serahkan kepada-Nya, maka Allah Azza wa Jalla akan menyegerakan untuknya rezeki yang disegerakan, atau rezeki yang ditunda nantinya.” (Sahรฎh Sunan At-Tirmidzi, no. 1895)

Ia serahkan segala keperluan dan keluhannya kepada Allah Azza wa Jalla. Ia bersimpuh berdoa penuh iba kepada Allah Azza wa Jalla untuk memenuhi segala kebutuhan semua makhluk-Nya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini