UM Surabaya

Pada masa itu, rasanya belum ada bangsa yang memiliki pemimpin melalui pemilihan. Pemimpin selalu lahir dari istana.

Namun, hal itu adalah wajar karena negara adalah dinasti dan tidak relevan berbicara nepotisme dalam negara semacam itu. Umar merubah secara fundamental sistem politik yang tidak memberlakukan asas equalitas bagi rakyatnya.

Kendati berasal dari masyarakat Arabia yang terkebelakang, Umar berhasil menujukkan kualitasnya sebagai pemimpin kelas dunia. Michael H. Hart, sejarawan Amerika, menempatkannya sebagai salah seorang tokoh, di antara 100 tokoh, yang berpengaruh di dunia.

Setelah Umar meninggal, secara perlahan dunia Islam masuk ke dalam masa kegelapan. Di masa moderen, negara-negara demokrasi muncul di dunia Islam.

Secara perlahan dunia Islam bangkit. Dalam politik, terbuka pintu bagi setiap orang untuk menjadi pemimpin.

Namun, dengan munculnya pemimpin-pemimpin yang mempromosikan nepotisme belakangan ini akankah dunia Islam kembali ke zaman kegelapan? Wallahu a’lam bish-shawab. (*)

*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini